Situs Agen Poker Bonus Min Deposit Min Withdraw Bank Link Daftar
SERASIQQ Bonus Cashback 0.3% - 0.5%/ Minggu, Bonus Referral 20% – BANDAR66 & Sangat Fast Respon 10000 50000 BCA, Mandiri, BRI, BNI, Danamon
SERASIQQ
ARENAJACKPOT Bonus Cashback 0.3% / Minggu, Bonus Referral 15%,Bonus New Member 20%,AGEN POKER ONLINE TERPERCAYA DI INDONESIA & Sangat Fast Respon 10000 50000 BCA, Mandiri, BRI, BNI
ARENAJACKPOT
MAHKOTAQQ Bonus Cashback 0.5% / Minggu, Bonus Referral 20% – BANDAR JUDI POKER & Sangat Fast Respon 10000 50000 BCA, Mandiri, BRI, BNI, Danamon, CIMB NIAGA
MAHKOTAQQ
SUPRA4D Bonus Deposit 10% – Agen Bandar Judi Togel Terpercaya & Sangat Fast Respon 25000 50000 BCA, Mandiri, BRI, BNI, Danamon, CIMB NIAGA
SUPRA4D
VOLVOQQ Bonus Cashback 0.5% / Minggu, Bonus Referral 20% – SITUS POKER DOMINO QQ TERBAIK & Sangat Fast Respon 10000 50000 BCA, Mandiri, BRI, BNI, Danamon
VOLVOQQ
DRAGONPOKER88 Bonus Cashback 0.5% / Minggu, Bonus Referral 20% – Agen Poker Online & Sangat Fast Respon 20000 50000 BCA, Mandiri, BRI, BNI, Danamon
DRAGONPOKER88
Situs Poker Domino QQ Online Terpercaya Bandar66, Agen Domino Bandar Judi Poker & Domino QQ Online Terpercaya Situs Poker Online, Domino QQ Online, Domino Bet Agen Bandar Judi Togel Terbesar Di Indonesia Agen Judi Poker88

DEMI KURSI ANGGOTA DPR ANAKKU KUTUMBALKAN

 DEMI KURSI ANGGOTA DPR ANAKKU KUTUMBALKAN


Bandar Judi Poker, Domino QQ Online Terpercaya, Bandar66

Samsudin bergegas keluar menghampiri dua pasien berikutnya dan mempersilahkan masuk ke ruang praktek Mbah Sukmo. Mbah Sukmo adalah dukun kondang di daerah Jawa Timur. Keahliannya sangat tersohor, dari pelet sampai santet. Dari pengelaris sampai jabatan, dia tiada bandingannya. Ruang prakteknya yang dipenuhi oleh benda-benda pusaka, dan segenap wewangian kemenyan serta sesaji bagi iblis sesembahannya menambah keangkeran dukun berusia 60 tahun dengan jambang lebat memenuhi wajahnya. Pasien berikutnya adalah Nyonya Restuwati dan diantar oleh puterinya Lisa. Nyonya Restuwati adalah wanita berumur 45 tahun yang sangat anggun. Dia sengaja datang ke Jawa Timur selain untuk menghadiri resepsi karibnya kemarin, juga mengunjungi Sang Dukun yang sakti mandraguna ini. Sengaja dia minta antar puterinya, karena kesibukan suaminya sebagai pengusaha yang mengharuskan melakukan perjalanan bisnis ke Eropa. Jilbab kuning yang membungkus kepalanya menambah kanggunan wanita berparas cantik ini. Di sampingnya adalah puteri sulungnya Lisa yang tercatat sebagai mahasiswi di salah satu perguruan tinggi swasta di Jakarta. Menurun dari ibunya, Lisa yang masih 18 tahun ini juga memiliki kecantikan yang tidak kalah dengan Sang Ibu. Gadis ini tampil santai dengan kaos merek Zara yang ketat lengkap dengan jeans hitam yang lekat dengan pahanya yang ramping.“Silahkan duduk Nyonya Restuwati dan Dik Lisa….” ujar Mbah Sukmo mempersilahkan kedua pasien terakhirnya ini untuk duduk di karpet tepat di depan meja praktiknya.

Bandar Judi Poker, Domino QQ Online Terpercaya, Bandar66

Mata sang dukun yang tadinya lelah sontak kembali berbinar. Amboi, cantik benar dua makhluk ini. Mulus, berdada montok, dan ah….ternyata tidak cuma mata sang dukun yang berbinar, penis Mbah Sukmo pun ikut memberikan sinyal soal santapan malam yang indah dari dua wanita cantik ini.Belum sempat dua pasiennya menyembunyikan kekagetan dengan kemampuan Sang Dukun menebak nama-nama mereka. Mbah Sukmo kembali berujar,“Nyonya Restuwati tidak usah kuatir. Nyonya pasti bisa jadi anggota dewan tahun ini….Bukankah begitu yang nyonya inginkan?” .“Be..benar…Mbah Dukun. Gimana Mbah bisa tahu maksud saya?” tanya Nyonya Restuwati makin kaget sekaligus makin percaya pada kesaktian sang dukun.Nyonya Restuwati memang salah satu caleg dari parpol pada pemilu tahun ini. Dan di saat peraturan bukan lagi pada nomor urut, melainkan suara terbanyak, membuat sang nyonya menjadi ketar-ketir.“Hahahaha…iblis, setan dan jin mengetahui semua maksud di hati.” ujar Mbah Sukmo bangga. “Tapi, ini tidak gampang, Nyonya….” ujarnya lagi.“Maksud Mbah Dukun? Bagaimana caranya? Apa saja akan saya lakukan untuk itu Mbah.” ujar Nyonya Restuwati tidak sabar.“Aura kharisma Nyonya tertutupi oleh tabir gelap sehingga tidak keluar. Harus ada banyak pengorbanan, dan sesembahan agar itu semua keluar. Tapi itu ada ritualnya, bisa diakali, Nyonya tidak perlu kuatir.”

Bandar Judi Poker, Domino QQ Online Terpercaya, Bandar66

Kali ini Mbah Sukmo mulai ngawur. Semua kalimatnya sengaja dirancang untuk mendapatkan keuntungan dari dua wanita cantik ini.“Kamu dan puterimu harus total mengikuti ritual yang akan saya siapkan.Sanggup?”“Sanggup,Mbah”.“Dik Lisa sanggup membantu Mama?” tanya dukun yang sedang horny ini pada puterinya.“Sanggup,Mbah.” Sahut Lisa demi sang mama tercintanya.Mulailah Mbah Sukmo komat-kamit sambil melempar kemenyan pada pembakarannya. Matanya tiba-tiba melotot. Dan suaranya menjadi parau.“Kalian berdua ikut aku ke ruang sebelah….Sebelumnya Nyonya minum air dalam kendi ini. Air suci dari negeri jin Timur Tengah.” Mbah Sukmo menyodorkan kendi yang memang disiapkan khusus, dengan rerempahan yang mengandung unsur perangsang yang sangat kuat.Niat kotornya sudah mulai dijalankan. Di sebelah ruang praktik utama terdapat gentong besar berisi bunga-bunga aneka macam. Dan sebuah dipan kayu, serta meja kecil di dekatnya. Lebih mirip kamar mandi. Mbah Sukmo menyuruh Nyonya Restuwati masuk mendekati gentong. Dan memberi perintah agar Lisa melihat dari depan pintu ruangan.“Kita mulai dengan pembersihan seluruh tabir itu, Nyonya. Rapal terus mantra ini dalam hati sambil aku mengguyur badan Nyonya….Mojopahit agung, Ratu sesembahan jagad. Hong Silawe,Hong Silawe. ” lanjut Sukmo.Tangannya mengambil gayung di gentong dan mengguyur pada tubuh Nyonya Restuwati. Air kembang pun dalam sekejap membasahi jilbab dan gamis hitam Nyonya Restuwati. Semakin memperlihatkan lekuk-lekuk tubuh Nyonya ini yang masih ramping dan terjaga.“Edan..ngaceng kontolku rek.” batin Mbah Sukmo.Tangannya yang satu bergerak menggosok tubuh yang sudah basah itu. Dari ujung kepala Nyonya Restuwati yang masih terbalut jilbab kuning, dahi, hidung, bibir, leher, dan merambat ke dua gundukan di dada Nyonya Restuwati. Sempat Nyonya Restuwati terkaget dengan sentuhan tangan kasar sang dukun, tapi buru-buru dia konsentrasi lagi dengan rapalannya.“Bagus terus konsentrasi Nyonya. Jangan sampai gagal, karena akan percuma ritual kita…Sekarang lepas baju Nyonya biar reramuan kembang ini meresap dalam kulit Nyonya.”

Bandar Judi Poker, Domino QQ Online Terpercaya, Bandar66

Perintah Mbah Sukmo yang langsung dituruti oleh Nyonya yang sudah ngebet jadi anggota dewan ini. Nyonya Restuwati benar-benar telanjang bulat sekarang. Tubuh putih mulus dengan kulit yang masih kencang. Melihat mangsanya dalam kendali, Mbah Sukmo semakin berani. Badannya dirapatkan, agar penisnya menempel di belahan pantat Sang Nyonya yang montok. Jemarinya semakin nakal memainkan puting Nyonya Restuwati. Terus turun ke sela-sela paha Nyonya Restuwati, memainkan vagina Sang Nyonya. Setelah 5 menit, tampak tubuh Nyonya Restuwati bergetar, tanda-tanda bahwa ramuan perangsang sudah mulai bekerja. Mbah Sukmo menuntun Nyonya Restuwati ke dipan kayu yang ada di ruangan itu dengan semua letupan birahi yang semakin tidak tertahankan. Perhitungannya, tak lama lagi, Sang Nyonya akan tidak mampu berdiri karena melayang di antara alam sadar dan bawah sadarnya.Setelah membaringkan mangsanya, Mbah Sukmo meneruskan rangsangannya. Bibir tebalnya terus mencium seluruh tubuh Sang Nyonya. Wewangian kembang membuat nafsunya semakin tidak tertahankan lagi. Bibir dan lidahnya menyerbu bibir vagina Sang Nyonya. Edan, orang kaya emang beda. Jembutnya aja ditata. Wanginya juga beda, batin Mbah Sukmo sesaat setelah melihat vagina Nyonya Restuwati. Nyonya anggun ini mulai terangsang hebat. Tubuhnya menggeliat-geliat setiap sapuan lidah Sukmo memutar-mutar klitorisnya. Pantatnya naik turun seakan ingin lidah Mbah Sukmo tertancap lebih dalam.“Eeeemmm….”Desah Nyonya Restuwati penuh kenikmatan.“Ini saatnya.” Pikir Mbah Sukmo membuka pakaian dan celananya dengan buru-buru lalu naik ke atas dipan, mengambil posisi di sela paha Restuwati.
“Apa yang Mbah lakukan pada Mama?”Tiba-tiba semua perhatian Mbah Sukmo terbelah oleh pertanyaan Lisa. Iya, ada anaknya yang nonton dari tadi. Beda ama ibunya, Lisa tentu saja masih sangat sadar.“Tenang cah ayu. Mamamu harus melakukan ritual tertinggi kharisma asmaradana. Aku harus menyatu lewat persenggamaan untuk membongkar tabir jahat pada Mamamu. Mamamu harus ditolong. Kamu mau pengorbanan Mamamu tidak sia-sia bukan,Nduk?”.“Iya,Mbah.”.“Sekarang diam di situ. Dan bantu perjuangan Mbah dan Mama dengan rapalan tadi….” perintah Mbah Sukmo sambil mengembalikan konsentrasinya pada penisnya yang sudah berdiri tegak.Urat-urat penisnya semakin membesar, pertanda sudah sangat siap untuk melakukan penetrasi. Kepala penis Mbah Sukmo yang mirip jamur raksasa berwarna hitam itu kini sudah berada di bibir vagina Nyonya Restuwati. Bibir vagina yang sudah basah karena cairan itu merekah saat kepala penis Sang Dukun mulai membelah masuk. Mbah Sukmo mengatur napasnya. Perjuangannya untuk menembus vagina Nyonya satu ini ternyata cukup sulit. Diameter penisnya terlalu besar untuk vagina Nyonya Restuwati. Baru kepala penisnya yang mampu masuk.“Aaaaah…seret juga milikmu, Restuwati sayang. penis suamimu payah rupanya. Tahan sedikit ya. Mbah akan beri kenikmatan hebat…” bisik Sukmo pada telinga Restuwati.Di lingkarkannya tangan gempal Sang Dukun pada pantat montok Nyonya Restuwati. Dadanya bersandar pada dua payudara Restuwati. Dan dengan hentakan keras, dibantu tekanan tangannya, penis Sukmo melesak masuk.“Eeeeemmmphmm,…mm..mm.”Desah Restuwati sambil merem melek.

Bandar Judi Poker, Domino QQ Online Terpercaya, Bandar66

Pengaruh ramuan perangsang plus hentakan tadi rupanya membuat sensasi luar biasa bagi Restuwati. Sukmo pun merasa nikmat luar biasa. Dibanding milik istri mudanya pun, milik Restuwati masih lebih legit. Mungkin karena orang kota pandai merawat diri, pikir Sukmo sambil menikmati pijatan vagina Restuwati.“Plok…plok…plok…plak…plak…plak..” suara perut Mbah Sukmo bertemu kulit putih Restuwati. Sesekali Mbah Sukmo menelan ludahnya sendiri melihat batang besarnya yang hitam pekat keluar masuk vagina Restuwati yang putih mulus. Kontras, menimbulkan sensasi yang luar biasa.“Ooooh…Mbah.” Restuwati mengeluh panjang.Tubuhnya mengejang hebat. Orgasme melanda wanita molek ini rupanya, batin Sukmo. Terasa cairan hangat mengalir deras membasahi batang penis Sukmo. Sukmo mengejamkan matanya menikmati sensasi hebat ini. Ia sengaja membiarkan Restuwati menggelinjang dalam orgasmenya.“Sekarang saatnya,sayang. Jurus entotan mautku. 6 isteriku sendiri tidak ada yang bisa tahan…”Bisik Mbah Sukmo sambil tersenyum setelah melihat orgasme Restuwati sudah reda.Sukmo mulai mempercepat genjotannya. Naik turun tanpa lelah. Pantat Restuwati pun mengikuti irama genjotan Mbah Sukmo. Sesekali sengaja dia tarik penisnya hingga hanya menyisakan kepalanya. Membuat pantat Nyonya Restuwati terangkat seakan tidak rela barang besar itu keluar dari vaginanya. Mbah Sukmo menarik tubuh Restuwati hingga mengubah posisi menjadi duduk. Sambil memeluk pinggul Restuwati, Sukmo meneruskan sodokannya. Restuwati pun mengimbangi dengan meliuk-liukkan pinggulnya. Gerakan pantat Restuwati membuat penis dukun tua itu seperti diremas-remas. Karena hasratnya yang sudah memuncak. Nyonya Restuwati mendorong Sukmo rebah. Dan kini Nyonya anggun itu mengambil kendali dengan liarnya. Rambut panjangnya terurai berkibar-kibar. Peluhnya membuat kulit putihnya seakan mengkilap.“Hong Silawe,…uuuggh…mmm..mmmph…Hong Silawe…aaaaahhh…” Dalam gerakan liarnya pun Restuwati tidak lupa membaca manteranya.Mbah Sukmo tersenyum dan menikmati itu sebagai pemandangan yang begitu erotis. Dua tangannya meraih dua payudara Restuwati yang terayun turun naik. Meremasnya dengan gemas. Sesekali tubuhnya terangkat untuk memberi kesempatan bibirnya mengulum dua puting yang menggoda itu. Nyonya Restuwati mengerang dengan hebatnya. Sebuah percumbuan yang hebat ini mungkin baru kali ini dia alami seumur hidupnya.“Ooooohh….ooohh…uuuggh.Hong….aaaaah…Silawe..Ratu…j agaaaad…aaaah” Restuwati semakin meracau tak karuan.

Bandar Judi Poker, Domino QQ Online Terpercaya, Bandar66

Tubuhnya mulai tak kuasa kembali menahan kenikmatan dahsyat ini. Restuwati terus meliuk di atas tubuh tua Sang Dukun. Pantatnya mengayun dengan irama yang semakin kacau. Dan, kedua tangannya memegang rambut panjangnya.“Bagus, sayang…terus rapal.rapal…aaah…rapal..kita sampai bareng, Restuwatiku….hhhhmmpphh..”Mbah Sukmo pun merasakan penisnya mulai berkedut.Sambil mencengkram keras pinggul Nyonya Restuwati. Mbah Sukmo membantu mempercepat kocokan dari bawah. Tubuh Mbah Sukmo mulai menegang. Dan sambil bangkit mendekap Nyonya Restuwati, Mbah Sukmo mengeluh keras,“Aaaaaaaaagghhh…ghh…Restuwati…”
“aaaaagggh….mmmmph…mmmp…aaaaah.”Nyonya Restuwati pun menyambut pelukan Sang Dukun.Tubuhnya bergetar untuk kedua kalinya. Rupanya inilah kali kedua Restuwati mendapat orgasme hebat di dipan kayu ini. Badan seksi Nyonya yang anggun ini pun ambruk didekapan Sukmo yang masih merem melek menikmati sisa orgasmenya dari caleg cantik ini. Dua-tiga menit ia memeluk Restuwati, membiarkan penisnya menikmati hangatnya liang peranakan Restuwati. Setelah menidurkan Nyonya Restuwati yang kelelahan di dipan, Sang Dukun melepaskan penisnya dari vagina Nyonya Restuwati. Ia bangkit dari dipan dan menghampiri Lisa yang mandi keringat menyaksikan mamanya disetubuhi dengan hebat tadi. Kaos ketat Lisa yang basah keringat menampakan kemolekan gadis yang baru merekah ini.“Hong Silawe…Silawe…mamamu sudah melakukan ritual paling beratnya, Cah Ayu. Biarkan dia istirahat dulu.” ujar Mbah Sukmo sambil menggamit tangan Lisa yang masih terpaku dengan apa yang baru dia lihat tadi.
Mbah Sukmo menuju karpet besar di area meja praktiknya. Ia kemudian meneguk air teh dalam gelas seng yang besar di mejanya. Dipandanginya Lisa yang duduk di karpet. Benar-benar sangat cantik daun muda ini. Rambutnya yang dipotong pendek dengan tubuh yang langsing dan padat, memperlihatkan energi muda dari gadis yang sporty ini. Dengan masih telanjang, Mbah Sukmo mendekati Lisa yang duduk memandangnya. Batang penisnya mulai menegang lagi, ingin merasakan nikmatnya vagina belia ini.“Lisa, dengarkan aku. Tinggal selangkah lagi. Dan semua ritual ini bergantung kamu sebagai puterinya. Kamu ikuti saja perintahku. Kita tuntaskan ritual agung ini.Siaap?” .“I…i…ya..Iya Mbah…” Lisa menjawab, gadis ini agak tergagap karena pandangannya yang terfokus pada penis Mbah Dukun yang kembali perkasa.Kilatan bekas cairan vagina mamanya masih nampak dari batang penis Mbah Sukmo.“Hong Silawe…Silawe…kemari Nduk. Hisap kontol ini dengan mulutmu. Lakukan dengan benar ya Cah Ayu.” perintah Mbah Sukmo sambil menyodorkan penisnya di depan mulut mungil Lisa yang masih duduk bengong di karpet tebal ruang praktiknya.

Bandar Judi Poker, Domino QQ Online Terpercaya, Bandar66

Lisa masih terdiam terpaku. Dadanya naik turun, dengan nafas masih memburu. Terasa vaginanya basah karena cairan. Ada perasaan aneh menyaksikan pergumulan Mama yang begitu dicintainya dengan lelaki tua itu. Pergumulan itu begitu membuat rasa keingintahuannya muncul, meskipun rasa takut begitu dominan saat ini. Pengalaman pertama yang justru didapatkannya dari mama dan lelaki tua yang lebih pantas menjadi kakeknya itu.“Nduk, ayo, keburu roh gaib yang mau membuka tirai penghalang cita-cita mamamu pergi..” ujar Dukun Sukmo mendekat.Penisnya yang berdiri begitu tegak dengan urat-urat besar dan warna hitam pekat, terlihat begitu menakutkan bagi sang dara. Bandot tua ini sudah tidak tahan untuk mencicipi tubuh anak kota yang begitu terawat. Begitu putih seperti mamanya. Begitu langsing dan terawat.“Lisa takut Mbah…” desah Lisa perlahan, sambil kedua telapak tangannya saling meremas.Mbah Sukmo menghela nafasnya. Dia mengelus rambut hitam mangsanya dengan senyum manis.“Tidak usah takut Cah Ayu. Semua tidak menyakitkan. Kamu harus melakukannya sebelum pengorbanan mamamu dan Mbah percuma. Kamu sayang mamamu, bukan?” Sang Dukun pun menebar jebakan mautnya membuat Lisa tidak memiliki pilihan kecuali menganggukkan kepala.Dan dengan sigap, Mbah Sukmo mendekatkan penisnya di depan bibir mungil itu. “Jangan sampai kena gigi ya Cah Ayu. Kulum, sedot dan pakai lidahmu…begitu ritualnya.”Masih dengan ragu-ragu Lisa memegang penis yang hingga begitu besarnya tidak cukup dalam genggamannya. Mbah Sukmo segera mendorong kepala Lisa maju mundur.
“Hong Silawe…Silawe…setan belang, jangkrik monyong….terus Nduk.” ujar Sukmo keenakan.Lisa terus mengulum batang penis Sukmo. Setiap sedotan membuat lelaki bejat itu merem melek. Terkadang, saking tidak sabarnya Sukmo mendorong terlalu keras hingga separoh batangnya menyodok masuk ke dalam tenggorokan Lisa. Air liur Lisa membasahi hangat penisnya, menggantikan sisa-sisa cairan kemaluan mamanya sendiri.“Hoooo oooh…bener gitu caranya Cah Ayu…”Sukmo makin kelojotan, batang penisnya semakin membesar sehingga nyaris membuat Lisa kesulitan bernapas tiap kali dukun cabul itu memaksa batangnya memenuhi mulutnya. Tangan Sukmo meremas-remas rambut pendek Lisa.“Ah, beruntungnya aku. Anak ini cantiiiiik banget. Mirip artis sinetron Agnes Monica. Mungil, namun seksi,” pikir Sukmo.“Sekarang jilati kantong bola kontol Mbah sayang….di situ tempat semua pengasih untuk membuka tirai penghalang Mama…” lanjut Sukmo.Dan Lisa pun menurut. Dua buah zakar Sukmo dikulumnya bergantian. Membuatnya tidak kuasa menahan semua kenikmatan ini. Dia pun menjadi semakin bergairah dan bernafsunya.“Sekarang giliran Mbah….” tanpa ba-bi-bu karena diselimuti nafsunya.Tangan-tangan dan lidah Sukmo berebutan menjamah tubuh gadis cantik yang baru tumbuh-tumbuhnya ini.“Mbah, Lisa malu…” Ketika dua tangan Mbah Sukmo berusaha melucuti kaos ketatnya.

Bandar Judi Poker, Domino QQ Online Terpercaya, Bandar66

Tangan-tangan mungil Lisa berusaha menahannya. Namun, Sukmo tidak peduli lagi. Diserangnya ketiak kiri-kanan sang gadis sambil menarik kaosnya. Breeet….terlihatlah dada putih mulus dengan dua gundukan yang indah bentuknya masih dalam perlindungan BH hitam berendanya. Tidak sebesar mamanya memang, tapi bentuknya begitu paripurna, pikir Sukmo. Belum pernah dijamah laki-laki. Masih bentuk alami yang mengundang tangan-tangan kasarnya meremas dengan gemas.“Demi mamamu sayang….demi mamamu.” Sukmo membaringkan tubuh Lisa yang didera kebingungan dan rasa nikmat yang pertama kali dia rasakan itu ke karpet.Ciuman dukun tua itu memborbardir bibir mungil Lisa, dan seluruh bagian lehernya. Dan dua tangannya yang lebih kuat menarik lepas BH itu dari dua payudara yang ingin disentuhnya langsung. Kulit ketemu kulit. Sukmo berhenti sejenak. Pemandangan yang luar biasa membuatnya tertegun. Bahkan ketika malam pertamanya saat mengambil kegadisan isteri pertamanya, tidak pernah dia menemukan sensasi sehebat ini.“Hong Silawe…Silawe. Kamu cantik sekali Nduk. Dua payudaramu ini harus disedot untuk mengeluarkan hawa penolong mamamu….”Seperti tak sabar, bibir tebal Sukmo pun menyerbu dua puting payudara Lisa bergantian. Tangannya pun bergantian meremasnya. Kadang gerakan halus melingkar searah jarum jam di sekitar puting, kadang remasan terhadap semua bagian payudara Sukmo.“Aaaahh…Mbah.”Lisa mulai terhayut dalam permainan Mbah Sukmo yang begitu membuat dirinya melambung. Dua putingnya sudah mancung karena rangsangan hebat Sang Dukun yang kaya pengalaman ini. Setelah hampir 30 menit dicumbu. Tubuh Lisa menggeliat namun dengan kaki masih terkatup. Sang Mbah pun menggelar serangan kilat tahap berikutnya. Salah satu tangannya mulai mengarah ke selangkangan Lisa. Dibelainya selangkangan gadis itu dari luar. Mulut dan tangan Sukmo mulai bergeser posisi turun, ke perut dengan dua tangannya masih bergantian memutar-mutar puting Lisa. Lisa pun makin menggelinjang. vaginanya pun semakin basah.“Mbah, sudah jangan Mbah…”Lisa tiba-tiba tercekat dalam sadarnya.Tangannya memegang dua tangan Sukmo yang sudah berhasil membuka kancing dan resliting celana jeans yang membungkus bagian bawah tubuhnya. Sial, hebat juga kesadaran bocah ini, pikir Sukmo. Rupanya penaklukannya menjadi tidak mudah sekarang.“Kamu mengacaukan semuanya!!!!” bentak Sukmo dengan membuat mimik wajah paling angkernya. “Roh marah dan pengorbanan mamamu sia-sia malam ini…Sudahlah, lenyap mimpi mamamu!!!”Lisa yang terduduk sambil meringkuk pada dua pahanya tertegun melihat akting top markotop sang dukun. Perasaan bersalahnya mulai muncul. Diliriknya tubuh mamanya di dipan yang masih mandi peluh karena percintaan hebatnya tadi.“Ah, mama sudah berjuang keras, dan tak pantas aku menghancurkannya,” batin Lisa.

Bandar Judi Poker, Domino QQ Online Terpercaya, Bandar66

Melihat lawannya bingung, Sukmo pun semakin memasang akting cuek dan marah. Dan ia membalikkan badannya menuju meja persembahannya. Lisa pun terlihat mulai panik.“Maaf,Mbah. Lisa cuma takut. Nggak pernah Lisa seperti ini….”Lisa pun menubruk tubuh Mbah Sukmo dari belakang. Tak sengaja dua tangan mungil itu bersentuhan dengan penis Mbah yang sudah lapar ini. Sukmo pun tersenyum…..“Masih bisa diatur asal Lisa benar-benar siap dalam upacara ini. Sekarang Mbah bersila di sini. Lisa berdiri tiga kaki dari posisi Mbah. Lakukan perintah Mbah….” ujar Mbah Sukmo dengan nada tinggi. Lisa menurut.“Apa perintah Mbah…?”Tanya Lisa setelah berada di jarak yang diinginkan Sukmo.“Kamu bisa menari Nduk? Liukkan tubuhmu, menarilah untuk menggoda sang roh gaib datang lagi…..yak, terus raba badan neng sendiri. Yah, begitu….mulai lepas celana jeans itu!”Sukmo menikmati ABG cantik ini menari begitu erotisnya, meliukkan pinggulnya yang ramping, dengan dua payudara yang bergantung bebas naik turun mengikuti gerakan Lisa.“Rebahkan tubuhmu di karpet itu,Nduk…” ujar Sukmo lirih sambil menahan nafsunya yang sudah melambung.Tubuh seksi Lisa yang mengkilap basah oleh keringat dan air liur Sukmo rebah tidak jauh dari Sukmo. Lelaki tua ini pun merangkak menghampiri ibu jari kaki Lisa. Dengan lembut dikulumnya jari-jari kaki Lisa, terus bibirnya menelusuri betis, dan terus menaiki paha sang dara jelita ini.“Uuuuugh…”Terdengar desisan tertahan dari Lisa. Sukmotidak menyia-nyiakan keadaan.Lidahnya pun menyodok-nyodok vagina Lisa yang terlindung dibalik CD hitam berenda itu. Lisa semakin kelojotan. Dan dengan cepat, tangan Sukmo menarik turun CD Lisa dan melemparnya ke karpet.“Jangan takut Nduk. Semua akan lancar” bisik Sukmo ketika Lisa menunjukkan keraguan.Selanjutnya, lidah Sukmo menyibak rambut vagina Lisa yang tertata rapi ini. Menerobos masuk, menjilati klitoris Lisa. Lisa benar-benar melayang menikmati permainan lidah yang dahsyat dari Sang Dukun. Melihat Lisa mulai menggelinjang, Sukmo terus melanjutkan serangannya. Lidah Sukmo menusuk-nusuk liang vagina Lisa yang semakin banjir itu. Tanpa bisa mengontrol dirinya, tanpa terasa tangan Lisa sudah menjambak rambut panjang sang dukun. Dan semakin dekat dengan kenikmatan, semakin keras tangan Lisa menarik rambut Sukmo.“Aaaaaahh…hhh..Mbah..” lenguh Lisa.Tubuhnya bergetar. Perasaan yang luar biasa. Dia mengalami orgasme pertamanya dalam hidupnya sebagai wanita. Sukmo tersenyum.Dia membiarkan sekian detik Lisa menggelepar dalam kenikmatan. Sukmo pun merangkak mendekati bibir Lisa, dan menciumnya lembut.“Sekarang saatnya upacara utama,Nduk. Kamu siap?”Mangsanya terdiam, masih dalam kenikmatan luar biasa yang tidak pernah dirasakannya. Sukmo pun mengarahkan kepala penisnya yang mirip jamur besar itu di bibir vagina Lisa. Lisa melenguh saat bibir vaginanya membuka perlahan, saat penis raksasa itu mulai menembus vaginanya.“Lisa takut,Mbah…” desis Lisa melihat penis besar yang terasa tidak mungkin bisa masuk ke dalam lubang vaginanya itu.“Sabar Cah Ayu. Sakit cuma di awal. Pengorbanan untuk mamamu…”Sukmo begitu lihai memainkan perasaan sang dara ini.Dia pun mempersiapkan pergerakan penisnya. Perlahan kepala penis Sukmo mulai masuk.“Aaaah…sakiiiiittt…ttt..tt..,Mbah.” teriak Lisa.Sukmo sudah tidak begitu menggubrisnya. Dia dan senjata pamungkasnya sudah begitu sibuk menikmati sensasi menembus keperawanan gadis seksi ini. penis Sukmo pun terus bergerak pelan namun pasti diiringi rintihan kesakitan Lisa.
“Sabar,sayang…..Heeeeeehhh…hhhh…”Mbah Sukmo pun menghentakkan pinggulnya dengan kekuatan penuh.“Aaaaaahhh…..Mbah…Sakiiiit.” Bleeeeessss…seluruh batang penis Sukmo yang besar itu tenggelam dalam vagina Lisa yang begitu terasa sangat sempit. Air mata Lisa mengalir di sela dua matanya merasakan perih selaput daranya dirobek benda besar yang tidak pernah dibayangkan bisa berada dalam liang vaginanya. Setelah sejenak membiarkan vagina Lisa beradaptasi, Mbah Sukmo mulai menggoyangkan pantatnya naik turun. Tampak batang besar penis Sukmo keluar masuk dengan kokohnya. Cairan vagina bercampur darah perawan Lisa. Rapatnya vagina Lisa membuat Dukun sableng ini merem melek menikmati semua kenikmatan yang mungkin sebelumnya hanya bisa didapatkan dalam mimpi. Lisa kelojotan menerima hantaman penis Sukmo yang terus menerjang tanpa ampun seolah ingin membongkar rapatnya vagina perawan Lisa. Peluh membasahi dua insan yang berjauhan usia itu.“Uuuuugh…hh..eeeemph.”Lisa melenguh ketika Mbah Sukmo menarik tubuhnya dalam posisi duduk. Seperti insting alamiah, tubuh Lisa seakan paham untuk mengambil peran dalam pergumulan posisi ini.

Bandar Judi Poker, Domino QQ Online Terpercaya, Bandar66

Pantat Lisa naik turun, pinggulnya meliuk memperkuat remasan vagina Lisa terhadap batang penis Sukmo. Sukmo pun menyambut dari bawah dengan sodokan terhebat penisnya.“Hong Silawe..Silawe…weee…wwweee…wenaaaakkk,Nduk.” Sukmo meracau penuh kenikmatan. 10 menit dalam deru nafas Lisa semakin ga karuan. Tangannya memeluk Sukmo. “Aaaaahhh… hhh…..hhh..Mbaaaaah..” Lisa orgasme untuk kedua kalinya.Sukmo menyambut pelukan Lisa dengan lembut. Mengurangi daya sodokan untuk memberikan kesempatan gadis ini menikmati pengalaman orgasme keduanya yang indah, Sukmo memberi kecupan hangat di bibir gadis cantiknya.“Gimana,Nduk? Siiiiiiap dengan ritual kenikmatan berikutnya sayang?” bisik Sukmo diiringi anggukan lemah Lisa.Dengan sigap Sukmo menidurkan tubuh Lisa dengan tetap memegang pinggul gadis cantik itu dengan dua tangannya yang kuat. Lalu ia mengangkat dua kaki Lisa dan meletakkannya ke pundaknya dengan posisi penis masih di dalam liang senggama Lisa.“Eeeeemmphh…phh..aaahh…” Lisa mendesah ketika dalam posisi barunya Mbah Sukmo mempercepat genjotannya.Semakin cepat batang Sukmo keluar masuk, diiringi naik turunnya payudara Lisa. Cairan vagina Lisa semakin memberi pelumas bagi rudal raksasa ini untuk mengaduk-aduknya, memaksimalkan kenimatan dua insan itu.“Aaaaaah…enak sekali vaginamu Cah Ayu.” bisik Sukmo sambil meraih puting Lisa dengan bibirnya di sela genjotan itu.Hampir 30 menit Sukmo tanpa kenal lelah terus menyetubuhi gadis cantik itu. Peluhnya bahkan menetes jatuh di perut langsing Lisa, bercampur dengan keringat sang gadis. Kulit Lisa terlihat semakin mengkilap karena peluh yang membasahi semua bagian tubuhnya. Nafas keduanya saling bersahutan dengan sesekali diiringi erangan penuh kenikmatan. Hingga entah sodokan yang ke berapa ratus kali, tubuh Lisa kembali mulai menunjukkan tanda-tanda orgasme bakal kembali melanda. “Eeeeergghh..aaaaahh …Mbah …Lisa ga tahan lagi.” desah Lisa sambil mencengkram karpet dengan kuku-kuku   tangannya. “Saaaabaar, sayang….aaaahh..aahh..Mbah juga mau sampai.” Sukmo mempercepat genjotannya. Urat-urat penisnya berkedut tak mampu dibendungnya.Dengan semua kekuatannya yang tersisa, dihentakkannya penisnya dalam-dalam hingga mentok ke dasar rahim Lisa. Diiringi teriakan orgasme yang dahsyat,“Aaaaaahhhhh……aaaahhh…. Lisa…. Silawe… Aaahhh.. Hoong… Lisaaaa….”Lisa pun mengejang hebat,cairan vaginanya muncrat bertumbukan dengan tumpahan sperma Mbah Sukmo yang sepertinya memenuhi liang kenikmatannya. Tubuh Sukmo roboh di atas pelukan Lisa. Lemas, puas, dan nikmat. Sukmo pelan-pelan mencabut penisnya dari vagina Lisa. Senyuman kemenangannya tersungging di pipinya saat melihat sisa-sisa spermanya menetes keluar dari vagina gadis cantik itu, berbaur dengan cairan vagina dan darah perawan. “Mandilah, di kamar mandi itu. Upacara kita sukses Nduk. Mamamu akan mendapatkan semua yang diinginkannya.” ujar Sukmo sambil melemparkan kaos dan jeans pada Lisa yang masih terlentang di karpet.Gadis ini masih tak percaya dengan apa yang dialaminya. Dipungutnya pakaiannya, dan dengan langkah kaki yang masih lemas dia masuk ke bilik kamar mandi di mana sang mama masih lelap dalam kebugilannya.“Gua juga dah dapat yang gua inginkan. Nyoblos memang nikmat, daripada nyoblos di TPS mending nyoblos langsung calegnya hehehe!” ujar Sukmo dalam hatinya sambil ketawa kecil.
Share:

ISTRI DOYAN SELINGKUH

ISTRI DOYAN SELINGKUH

Apa kata dunia jika seorang berani memasukan pria lain dan berhubungan intim dengan pria tersebut.Begitulah kalo istri yang tidak bisa menjaga hubungan suamiistri dengan benar yang ada rumahtangga hancur / berantakan anak pun tak terurus .Hancur, inilah yang dirasakan Muhajir (34), warga Dusun 4, Desa Sei Baharu, Hamparan Perak. Bagaimana tidak, di saat dirinya bekerja banting tulang siang dan malam mencari nafkah, Asma (24) istrinya malah selingkuh dengan Imran Tarigan (21),   tetangga sebelah.Pasangan selingkuh ini digerebek warga saat lagi asik bercumbu tanpa sehelai benang di ruang tamu rumah Asma, jam 3 pagi kemarin (1/7).  Ketika itu, Muhajir, sedang bekerja (shif malam) di PT Musimas KIM II.“Mereka sengaja menguatkan suara tivi. Kami mengintipnya dari celah dinding rumahnya,” ujar Muslim, warga sekitar.Dia menambahkan, warga di sana memang sudah mencurigai Asma dan  Imran Tarigan, mempunyai hubungan khusus. Pasalnya, asal Muhajir pergi bekerja, Imran selalu mendatangi Asma. “Pokoknya mereka berdua ini sudah lama kami curigai, karena si Imran itu sering menemui Asma kalau suaminya pergi kerja,” ujar Muslim lagi diamini beberapa warga lainnya.Sementara itu, Asma, berselingkuh dengan Imran karena tak puas dengan suaminya (Muhajir). Dia justru mengaku sudah melakukan perselingkuhan itu selama setahun. Padahal, Asma dan Muhajir sudah dikaruniai seorang putra yang masih berumur 2,5 tahun. Sedangkan Imran selingkuhannya masih berstatus lajang. “Suamiku kasar. Kalau dia baik, mana mungkin aku selingkuh. Lagian aku tak puas dengan dia (Muhajir),” ujarnya saat di Mapolsek Hamparan Perak.Asma menambahkan, dia dan Imran sudah sering melakukan hubungan suami istri di dalam rumah jikalau suaminya bekerja malam. “Dia (Imran) asal mau masuk ke rumah dari pintu belakang,” ujarnya lagi.Adapun Imran, mengaku justru mengaku ketiban sial. “Karena sesak mau gituan bang. Sial kali pun,” ujarnya malu-malu.Muhajir, suami Asma belum menampakkan diri di Mapolsek Hamparan Perak.Kapolsek Hamparan, Kompol A. Marpaung, mengaku akan menyerahkan pasangan selingkuh ini ke Mapolres Pelabuhan Belawan. “Mau kita serahkan ke Polres,” kata Kompol A. Marpaung.


Bandar Judi Poker, Domino QQ Online Terpercaya, Bandar66
Share:

ISTRI SIMPANAN PEJABAT

ISTRI SIMPANAN PEJABAT

Bandar Judi Poker, Domino QQ Online Terpercaya, Bandar66

Aku seorang lelaki dengan umur 24 tahun, orang bilang aku lumayan tampan dengan potongan rambut yang selalu pendek..tubuh ku agak kecil tinggiku 160 dengan berat badan 55 kg jadi yah lumayan kurus namun terlihat lincah….saat ini aku kuliah semester akhir di suatu perguruan tinggi swasta ternama di makassar.Aku kuliah jurusan pariwisata yang tentunya banyak di huni oleh wanita-wanita cantik…Namanya rani tubuhnya sangat indah, kulitnya putih, tinggi 165 dan penampilan sangat sexy….dia merupakan mahasiswi baru di jurusan ku, umurnya sekitar 20 tahun orangnya tampaknya lugu setiap dia lewat depan kelas ku dia selalu tersenyum.Terus terang aku jadi penasaran untuk berkenalan sama dia namun aku juga merupakan cowok yang agak pemalu kalo berurusan dengan wanita karena mulai aku kuliah sampai saat ini aku belum punya pacar di kampus ini…kalau pacaran dengan perempuan nakal memang banyak namun kalo pacaran serius belum pernah.Semakin hari perasaan ku semakin suka sama rani sehingga suatu sore aku beranikan berkenalan dengan dia ketika mau pulang kampus.Ternyata nama aslinya Maharani, dia tinggal dekat dengan kampus bersama kedua orangtuanya sehingga dia pulang hanya berjalan kaki.

Bandar Judi Poker, Domino QQ Online Terpercaya, Bandar66


Perkenalannya amat singkat karena nampaknya dia tidak terlalu merespon dengan baik dia hanya menyebutkan namanya kemudian bla2x sedikit, lalu pulang.Keesokan harinya kemudian aku menanyakan nomor hpx namun rani tidak memberikan dengan alasan hpx jarang dia aktifkan…aku hanya bingung karena dia langsung pergi.Aku semakin penasaran karena rani semakin misterius….sulit untuk di ajak bicara.Suatu sore aku mengikuti dia dari belakang menuju kerumahnya dan memang ternyata rumahnya tidak terlalu jauh dari dari kampus dan ternyata dia masuk kerumah besar yang merupakan rumah salah satu pejabat besar di kota ini, aku sempat kaget alo ternyata rani merupakan seorang anak pejaba…tapi kenapa dia begitu tertutup…seperti terasing dari yang lain.Aku tetap menunggu beberapa saat dan kemudia tidak berapa lama pemilik rumah itu tiba dan langsung masuk kerumah sedangkan supir dan mobilnya keluar lagi entah kemana.

Bandar Judi Poker, Domino QQ Online Terpercaya, Bandar66

Rumah itu tanpak sepi…sampai sekitar 2 jam saya menunggu akhirnya saya putuskan untuk pulang karena tidak ada perkembangan.Hampir satu minggu aku mengikuti rani pulang dan tidak ada perubahan semunya sama setiap harinya.Akhirnya aku beranikan diri untuk pergi kerumahnya pada suatu malam…Kira kira pukul setengah delapan aku tiba dirumah itu, ak sudah mempersiapkan alasan untuk meminjam buku anak semester satu sebagai bahan untuk tugas akhirku.Aku membuka pagar dan langsung mengetuk pintu rumah.Cukup lama kuketuk dan akhirnya seorang laki2 membukaka pintu yang ternyata pejabat itu.“Malam pak….ada Rani” tanyaku agak gugup…“ada perlu apa ya” suara pejabat itu agak parau“saya teman kampusnya pak mau pinjam buku sama rani Karena ada tugas untuk besok.”“oh….mari masuk..raninya lagi dikamar…mungkin lagi belajar.. tunggu sebentar ya bapak panggilkan…” kemudian pejabat itu masuk keruangan dan tidak lama rani keluar dan tampak sangat terkejut ketika melihatku….“oh kak dwi..ada apa kak..? kok tau rumah saya disini…?sama siapa…?”Aku cukup kaget ditanya dengan banyak pertanyaan…“satu-satu donk dek nanyax…jadi bingung nih mau jawab yang mana duluan”“sory kak cuman kaget aja ternyata kakak yang dating….”jawab rani sambil tersenyum manis.Gila cantik banget nih cewek…

Bandar Judi Poker, Domino QQ Online Terpercaya, Bandar66
Bandar Judi Poker, Domino QQ Online Terpercaya, Bandar66
Bandar Judi Poker, Domino QQ Online Terpercaya, Bandar66
Bandar Judi Poker, Domino QQ Online Terpercaya, Bandar66

“anu dek eh anu..cuman mau pinjam buku dasar2 pariwisata untuk bahan tugas akhir kakak…”,“oh…kakak mau lama atau sebentar disini…?”,“maksudnya dek..?”“enggak kalo lama biar saya bikinin minuman…”?“boleh dek sekaligus mau cerita cerita…gak papa kan..?”“gak papa kebetulan saya juga lagi bete nih…”Kemudian rani masuk kedapur…ternyata rani di rumah sangat berbeda dengan di kampus..dia sangat ramah….Tak lama kemudian rani keluar dengan membewa segelas orange juice….“Mari kak diminum..”,“ok thanks….disini ga ada pembantu ya…?” ga ada kak…kan ada saya…” yang tadi itu papa kamu ya..?” ehmmmm….iya kak tapi papa angkat….”ohhh… trus kayax kamu orang baru deh disini karena aku ga pernah liat kamu selama ini….padahal sudah empat tahun aku kuliah di dekat rumahmu…”“iya kak…panjang banget ceritannya……”“trus boleh di certain gak…?” nanti aja kak ya belum waktunya…? Kita ngobrol masalah kuliah aja ok..??”“ok deh…”Akhirnya kami mengobrol masalah kuliah dan temen-temen kampus Linda sampai jam setengah sepuluh…intinya tidak ada sama sekali informasi yang bisa ku peroleh tetang keluarga ini…dan itu mebuatku semakin penasaran.
Kemudian aku pamit pulang pada ayah angkatnya dan nampaknya ayah angkatnya tidak senang melihat aku.Malam itu aku tidak langsung pulang namun diam-diam aku kembali menorobos masuk dan mencari celah untuk mencari tahu apa sebenarnya misteri di rumah ini.Pekarangannya cukup luas namun tidak ada satpam dan nampak rumah ini sangat sepi seperti tidak berpenghuni.Aku mengelilingi rumah itu dan akhirnya aku mendapatkan jendala yang masih terbuka di samping ruangan tv…kulihat kedalam tampaknya tidak ada orang….tangan ku kumasukkan kedalan terali jendala dan mencoba untuk membuka kunci pintu dari dalam.Klek….pintu itu terbuka….dalam hatiku aku berfikir perbuatan ini sangat nekat karena jika tertangkap basah aku pasti mendapat masalah besar apalagi ini merupakan rumah seorang pejabat…tapi aku sudah terlanjur penasaran dan kepalang basah ya kulanjutkan kembali misi ku untuk mencari tahu apa yang terjadi sebenarnya di rumah ini.Aku mendengar suara orang sedang bercerita.tadi itu siapa..? “teman kuliah pa…?bukan pacar….”?“bukan….suer deh…”Kemudian aku mengintip keruangan itu dan ternyata Linda bersama ayah angkatnya sedang makan malam.Tidak lama kemudian mereka selesai makan dan Linda membersihkan meja makan dan kemudian mereka keluar menuju ruang tamu.Sabung Ayam Live
Aku langsung cepat bersembunyi di ruangan tamu yang kebetulan lampunya mati sehingga tidak terlihat dari ruang televisi.Lin..jendela sama pintu sudah kamu tutup semua…?“sudah pa…?”Tidak lama kemudian Linda datang dan langsung duduk disamping ayah angkatnya dan kepalanya disandarkan di bahu aya angkatnya itu.Sambil menonton televisi mereka saling berpegangan tangan…dan aku tidak tahu apa yang mereka tonton karena televisi membelakangiku…jantungku berdegup kencang ketika kulihat tangan ayah angkatnya Linda menjalar kedada Linda dan mulai meremas-remasnyadan nampaknya Linda sangat menikmati hal itu.
Desahan Linda cukup terdengar di telingaku karena tidak ada suara televisi.“Uhffff….ahhhhh….terus pa…..nikmat….”Kemudian dengan lincah pejabat itu membuka baju dan bh Linda…serta menurunkan celana pendek yang dipakai Linda.Kini Linda hanya menggunakan cd tipis yang berwarna ungu…Dia tampaknya pasrah dan menunggu apa selanjunya yang akan dilakukan padanya.Pejabat itu kemudian melepas pakaiannya sendiri sampai bugil…Kini pejabat itu telah bugil dan tampak senjata itu berdiri tegak….tidak terlalu besar…kira2 13 centi…ukuran standar….
Sementara Linda masih bersandar disofa…..Tak lama kemudian pejabat itu nai ke sofa dan mengarahkan senjatnya ke mulut Linda…dan dengan sigap Linda mulai melakukan tugasnya….Linda mengecup kemudian dengan lembut dimasukkan kedalam mulutnya dan semua senjata itu bles masuk kemulut Linda hanya terlihat bulu pejabat itu yang menempel di hidung dan pipi Linda…Sementara pejabat itu nampaknya sangat menikmatinya….Hisap terus lin… jangan dilepas….terus…hisap yang kuat…….Linda terus mengisap senjata itu…terlihat pipinya kempot…..sementara tangan yang satunya lagi …memilin-milin biji yang berada di bawah senjata itu….Kemudian tidak lama kemudian pejabat itu mulai menggenjot pinggulnya sehingga kepala Linda mulai bergoyang maju mundur….“ssshhhh ….nikmat lin….ahshhhh…uhhhhhhffff….terus sayang …..terusssssss….”Pejabat itu kemudian mencabut senjatanya dari mulut Linda dan memasukkan kembali dengan kasar sehingga Linda tampak tersedak….namun pejabat itu tak peduli….Asia Poker
Terlihat mulut Linda yang kecil terlihat memerah karena sesaknya senjata yang masuk ke mulutnya….Semakin lama genjotan pejabat itu semakin kencang kemulut Linda sampai akhirnya pejabat itu terlihat menenggang dan memasukkan dalam-dalam senjatanya kemulut Linda…
“ahhhhhhhhhh……ahhhhhhhh…..achhhhhh……..”Nampaknya pejabat itu mengalami orgasme dan di memuntahkannya di mulut Linda yang paling dalam….dan nampaknya Linda sungguh menikmati hal itu….di terus menghisap senjata itu seperti tak mau melepaskannya sambil menelan seluruh sperma yang menyemprot tenggorokannya….Linda terus menghisap senjata itu dan tampaknya pejabat itu mulai merasa geli dan akhirnya mencabutnya dari mulut Linda.Linda tampak kecewa ketika senjata itu di cabut….Kemudian pejabat itu duduk disamping Linda…“nikmat banget sedotan kamu sayang….”?Linda tersenyum sambil terus memegangi senjata pejabat itu yang sudah mulai layu…Sekitar sepuluh menit mereka bercerita sambil saling merangsang…..Aku terus memandangi tubuh Linda yang begita indah….Susunya masih mengkal…ukuran 32 B…putingnya berwarna pink dan kulitnya putih mulus tanpa noda….sementara kulihat cd ungu yang dia kenakan sudah sangat basah….Tak lama kemudian Linda menarik pejabat itu ke lantai dan disuruhnya berbaring….dan Linda memulai kembali bergerilya….dia menjilat seluruh tubuh pejabat itu dari muluai leher sampai kelutut berulang-ulang….Nampak pejabat itu menggelinjang kenikamatan dan senjatanya sudah mulai berdiri tegak kembali….lita mulai mengulumnya kembali dengan lincah…
Asia PokerSetelah itu Linda melepaskan cd ungunya dan kemudian berjongkok tepat diatas senjata itu……Perlahan –lahan Linda mengarahkan senjata itu kesarang miliknya….Blesss….senjata itu menghilang diantara pantat Linda….Kemudian Linda mulai menggoyangnya dengan liar sementara pejabat it uterus meremas susu milik Linda…..“ahh…..terus….enak banget sayang….goyang terus…..aku mau keluar nih…..”kemudian Linda dengan cepat mempercepat goyangan itu …dan semakin liar….“ohhh….ahhhh…ohhhh…uhfffff….” suara Linda terdengar..“aku keluaaaar sayang……ahhhhh……achhhhhhh”Pejabat itu nampaknya mengalamai orgasme yang kedua sementara Linda masih terus menggoyangnya karena Linda belum mengalami orgasme….Aku menyaksikan kejadian itu sambil menservis sendiri senjataku by hand….Terlihat nampaknya Linda kecewa dengan pejabat itu karena Linda belum puas sementara pejabat itu sudah lemas berbaring di lantai….“Sory sayang ya,papa keluar duluan habis kamu liar banget sih n punya kamu sempit banget jadi siapa yang bisa tahan di goyang kaya gitu….”Aku mulai berfikir kotor untuk mencari kesempatan memuaskan Linda malam ini….Namun aku kehilangan akal karena tidak lama kemudian mereka berdiri dan langsung masuk kekamar….Aku kemudian bengong sendiri menyaksikan kejadian barusan sementara torpedo ku masih berdiri tegak….aku berjalan pelan ke arah tempat perang tadi….masih tercium aroma birahi yang kuat…kemudian aku servis tropedoku sendiri by hand dan memuncratkannya dilantai bercampur dengan sisa-sisa perang tadi….Kemudian aku mulai bingung bagaimana caranya aku bisa mendapatkan Linda…Yang ku tahu sekarang intinya Linda mempunyai nafsu yang sangat tinggi.
Share:

KEPERAWANAN DITUKAR DENGAN ABSENSI


Bandar Judi Poker, Domino QQ Online Terpercaya, Bandar66

Waktu itu adalah saat-saat menjelang UAS. Seperti biasa, seminggu sebelum UAS nama-nama mahasiswa yang tidak diperbolehkan ikut ujian karena berbagai sebab seperti over absen, telat pembayaran, dan sebagainya tertera di papan pengumuman di depan TU fakultas.Hari itu aku dibuat shock dengan tercantumnya namaku di daftar cekal salah satu mata kuliah penting, 3 SKS pula. Aku sangat bingung di sana tertulis absenku sudah 4 kali, melebihi batas maksimum 3 kali, apakah aku salah menghitung, padahal di agendaku setiap absenku kucatat dengan jelas aku hanya 3 kali absen di mata kuliah itu.Akupun accuse masalah ini dengan dosen yang bersangkutan yaitu Pak Qadar, seorang dosen yang cukup chief di kampusku, Usianya 40-an, berkacamata dan sedikit beruban, tubuhnya pendek kalau dibanding denganku hanya sampai sedagu. Diajar olehnya memang enak dan mengerti namun dia agak cunihin, karena suka cari-cari kesempatan untuk mencolek atau bercanda dengan mahasiswi yang cantik pada jam kuliahnya termasuk juga aku pernah menjadi korban kecunihinannya.Karena sudah chief dan menjabat kepala jurusan, dia diberi ruangan seluas 5×5 beat bersama dengan Bu Hany yang juga dosen chief merangkap wakil kepala jurusan. Kuketuk pintunya yang terbuka setelah seorang mahasiswa yang sedang bicara padanya pamitan.“Siang Pak!” sapaku dengan senyum dipaksa.“Siang, ada perlu apa?”“Ini Pak, saya mau tanya tentang absen saya, kok bisa lebih padahal di catatan saya cuma tiga..,” demikian kujelaskan panjang lebar dan dia mengangguk-anggukkan kepala mendengarnya.Beberapa menit dia meninggalkanku untuk ke TU melihat daftar absen lalu kembali lagi dengan map absen di tangannya. Ternyata setelah usut punya usut, aku tertinggal satu jadwal kuliah tambahan dan cerobohnya aku juga lupa mencatatnya di agendaku. Dengan memohon belas kasihan aku memelas padanya supaya ada keringanan.“Aduhh.. Tolong bell Pak, soalnya nggak ada yang memberitahu saya tentang yang tambahan itu, jadi saya juga nggak tahu Pak, bukan salah saya semua bell Pak.”“Tapi kan Dik, anda sendiri harusnya tahu kalau absen yang tiga sebelumnya anda bolos bukan karena sakit atau apa kan, seharusnya untuk berjaga-jaga anda tidak absen sebanyak itu bell dulu.”Beberapa saat aku tawar menawar dengannya namun ujung-ujungnya tetap harga mati, yaitu aku tetap tidak boleh ujian dengan kata lain aku tidak lulus di mata kuliah tersebut. Kata-kata terakhirnya sebelum aku pamit hanyalah,“Ya sudahlah Dik, sebaiknya anda ambil hikmahnya kejadian ini supaya memacu anda lebih rajin di kemudian hari” dengan meletakkan tangannya di bahuku.Dengan lemas dan pucat aku melangkah keluar dari situ dan hampir bertabrakan dengan Bu Hany yang menuju ke ruangan itu. Dalam perjalanan pulang di mobilpun pikiranku masih kalut sampai mobil di belakangku mengklaksonku karena tidak memperhatikan lampu sudah hijau.Hari itu aku habis 5 batang rokok, padahal sebelumnya jarang sekali aku mengisapnya. Aku sudah susah-susah belajar dan mengerjakan tugas untuk mata kuliah ini, juga nilai UTS-ku 8, 8, tapi semuanya sia-sia hanya karena ceroboh sedikit,yang ada sekarang hanyalah jengkel dan sesal. Sambil tiduran aku memindah-mindahkan chanel ambit dengan remote, hingga sampailah aku pada approach TV dari Taiwan yang kebetulan sedang menayangkan blur semi.

Bandar Judi Poker, Domino QQ Online Terpercaya, Bandar66

Terlintas di pikiranku sebuah cara gila, mengapa aku tidak memanfaatkan sifat cunihinnya itu untuk menggodanya, aku sendiri kan penggemar seks bebas. Cuma cara ini cukup besar taruhannya kalau tidak kena malah aku yang malu, tapi biarlah tidak ada salahnya mencoba, gagal ya gagal, begitu pikirku. Aku memikirkan rencana untuk menggodanya dan menetapkan waktunya, yaitu abscessed jam 5 lebih, biasanya jam itu kampus mulai sepi dan dosen-dosen lain sudah pulang. Aku cuma berharap saat itu Bu Hany sudah pulang, kalau tidak rencana ini bisa tertunda atau mungkin gagal.Keesokan harinya aku mulai menjalankan rencanaku dengan berdebar-debar. Kupakai pakaianku yang seksi berupa sebuah baju tanpa lengan berwarna biru dipadu dengan rok putih menggantung beberapa senti diatas lutut, gilanya adalah dibalik semua itu aku tidak memakai bra maupun celana dalam. Tegang juga rasanya baru pertama kalinya aku keluar rumah tanpa pakaian dalam sama sekali, seperti ada perasaan aneh mengalir dalam diriku.Birahiku naik membayangkan yang tidak-tidak, terlebih hembusan AC di mobil semakin membuatku bergairah, udara dingin berhembus menggelikitik kemaluanku yang tidak tertutup apa-apa. Karena agak macet, aku baru tiba di kampus jam setengah enam, kuharap Pak Qadar masih di kantornya. Kampus sudah sepi saat itu karena saat menjelang ujian banyak kelas sudah libur,kalaupun masuk batten cuma untuk pemantapan atau kuis saja.Aku naik lift ke tingkat tiga. Seorang karyawan dan dua mahasiswa yang selift denganku mencuri-curi pandang ke arahku, suatu hal yang biasa kualami karena aku sering berpakaian seksi cuma kali ini bedanya aku tidak pakai apa-apa di baliknya. Entah bagaimana reaksi mereka kalau tahu ada seorang gadis di tengah mereka tidak berpakaian dalam, untungnya pakaianku tidak terlalu ketat sehingga lekukan tubuhku tidak terjiplak. Akupun sampai ke ruang dia di sebelah lab. Bahasa dan kulihat lampunya masih nyala. Kuharap Bu Hany sudah pulang kalau tidak sia-sialah semuanya. Jantungku berdetak lebih kencang saat kuketuk pintunya.“Masuk!” sahut suara dari dalam.“Selamat abscessed Pak!”“Oh, kamu Citra yang kemarin, ada apa lagi nih?” katanya sambil memutar kursinya yang menghadap komputer ke arahku.“Itu.. Pak mau membicarakan masalah yang kemarin lagi, apa masih ada keringanan buat saya”,“Waduh.. Kan Bapak sudah bilang dari kemarin bahwa tanpa surat opname atau ijin khusus, kamu tetap dihitung absen, disini aturannya memang begitu, harap anda maklum”“Jadi sudah tidak ada tawar-menawar lagi Pak?”“Maaf Dik, Bapak tidak bisa membantumu dalam hal ini”“Begini saja Pak, saya punya penawaran terakhir untuk Bapak, saya harap bisa menebus absen saya yang satu itu, bagaimana Pak?”“Penawaran.. Penawaran, memangnya pasar pakai tawar-menawar segala,” katanya dengan agak jengkel karena aku terus ngotot.

Bandar Judi Poker, Domino QQ Online Terpercaya, Bandar66

Tanpa pikir panjang lagi aku langsung menutup pintu dan menguncinya, lalu berjalan ke arahnya dan langsung duduk diatas meja tepat disampingnya dengan menyilangkan kaki. Tingkahku yang nekad ini membuatnya salah tingkah. Selagi dia masih terbengong-bengong kuraih tangannya dan kuletakkan di betisku.“Ayolah Pak, saya percaya Bapak pasti bisa nolongin saya, ini penawaran terakhir saya, masa Bapak nggak tertarik dengan yang satu ini” godaku sambil merundukkan badan ke arahnya sehingga dia dapat melihat belahan payudaraku melalui leher bajuku yang agak rendah.“Dik.. Kamu kamu ini.. Edan juga..” katanya terpatah-patah karena gugup.Wajahku mendekati wajahnya dan berbisik pelan setengah mendesah, “Sudahlah Pak, tidak usah pura-pura lagi, nikmati saja selagi bisa.”Dia makin terperangah tanpa mengedipkan matanya ketika aku mulai melepaskan kancing bajuku satu-persatu sampai kedua payudaraku dengan puting pink-nya dan perutku yang rata terlihat olehnya. Tanpa melepas pandangannya padaku, tangannya yang tadinya cuma memegang betisku mulai merambat naik ke paha mulusku disertai sedikit remasan. Kuturunkan kakiku yang tersilang dan kurenggangkan pahaku agar dia lebih leluasa mengelus pahaku. Dengan setengah berdiri dia meraih payudaraku dengan tangan yang satunya, setelah tangannya memenuhi payudaraku dia meremasnya pelan diiringi desahan pendek dari mulutku.“Dadamu bagus juga yah dik, kencang dan montok,” pujinyaDia lalu mendekatkan mulutnya ke arah payudaraku, sebuah jilatan menyapu telak putingku disusul dengan gigitan ringan menyebabkan benda itu mengeras dan tubuhku bergetar. Sementara tangannya yang lain merambah lebih jauh ke dalam rokku hingga akhirnya menyentuh pangkal pahaku. Dia berhenti sejenak ketika jari-jarinya menyentuh kemaluanku yang tidak tertutup apa-apa“Ya ampun Dik, kamu tidak pakai dalaman apa-apa ke sini!?” tanyanya terheran-heran dengan keberanianku.“Iyah Pak, khusus untuk Bapak.. Makanya Bapak harus tolong saya juga.”Tiba-tiba dengan bernafsu dia bentangkan lebar-lebar kedua pahaku dan menjatuhkan dirinya ke kursi kerjanya. Matanya seperti mau copot memandangi kemaluanku yang merah merekah diantara bulu-bulu hitam yang lebat. Sungguh tak pernah terbayang olehku aku duduk diatas meja mekakangkan kaki di hadapan dosen yang kuhormati. Sebentar kemudian lidah Pak Qadar mulai menjilati bibir kemaluanku dengan rakusnya. Lidahnya ditekan masuk ke dalam kemaluanku dengan satu jarinya mempermainkan klitorisku, tangannya yang lain dijulurkan ke atas meremasi payudaraku.


Bandar Judi Poker, Domino QQ Online Terpercaya, Bandar66

“Uhh.. .!” aku benar-benar menikmatinya, mataku terpejam sambil menggigit bibir bawah, tubuhku juga menggelinjang oleh sensasi permainan lidah dia. Aku mengerang pelan meremas rambutnya yang tipis, kedua paha mulusku mengapit erat kepalanya seolah tidak menginginkannya lepas. Lidah itu bergerak semakin cheat menyapu dinding-dinding kemaluanku, yang batten enak adalah ketika ujung lidahnya beradu dengan klitorisku, duhh.. Rasanya geli seperti mau ngompol. Butir-butir keringat mulai keluar seperti embun pada sekujur tubuhku.Setelah membuat vaginaku basah kuyup, dia berdiri dan melepaskan diri. Dia membuka celana panjang beserta celana dalamnya sehingga ‘burung’ yang dari tadi sudah sesak dalam sangkarnya itu kini dapat berdiri dengan dengan tenggak. Digenggamnya benda itu dan dibawa mendekati vaginaku.“Bapak masukin sekarang aja yah Dik, udah nggak sabar nih”“Eiit.. Sebentar Pak, Bapak kan belum ngerasain mulut saya nih, dijamin ketagihan deh,” kataku sambil meraih penisnya dan turun dari meja.Kuturunkan badanku perlahan-lahan dengan gerakan menggoda hingga berlutut di hadapannya. Penis dalam genggamanku itu kucium dan kujilat perlahan disertai sedikit kocokan. Benda itu bergetar hebat diiringi desahan pemiliknya setiap kali lidahku menyapunya. Sekarang kubuka mulutku untuk memasukkan penis itu. Hhmm.. Hampir sedikit lagi masuk seluruhnya tapi nampaknya sudah mentok di tenggorokanku. Boleh juga penisnya untuk seusia dia, walaupun tidak seperkasa orang-orang kasar yang pernah ML denganku, miliknya cukup kokoh dan dihiasi sedikit urat, bagian kepalanya nampak seperti cendawan berdenyut-denyut.Dalam mulutku penis itu kukulum dan kuhisap, kugerakkan lidahku memutar mengitari kepala penisnya. Sesekali aku melirik ke atas melihat ekspresi wajah dia menikmati seponganku. Berdasarkan pengalaman, sudah banyak cowok kelabakan dengan articulate sex-ku, mereka biasa mengerang-ngerang tak karuan bila lidahku sudah beraksi pada penis mereka, Pak Qadar pun termasuk diantaranya. Dia mengelus-elus rambutku dan mengelap dahinya yang sudah bercucuran keringat dengan sapu.

Namun ada sedikit gangguan di tengah kenikmatan. Terdengar suara pintu diketuk sehingga kami agak panik. Pak Qadar buru-buru menaikkan kembali celananya dan meneguk air dari gelasnya. Aku disuruhnya sembunyi di bawah meja kerjanya.“Ya.. Ya.. Sebentar tanggung ini hampir selesai,” sahutnya membalas suara ketukan.Dari bawah meja aku mendengar dia sudah membuka pintu dan berbicara dengan seseorang yang aku tidak tahu. Kira-kira tiga menitan mereka berbicara, Pak Qadar mengucapkan terima kasih pada orang itu dan berpesan agar jangan diganggu dengan alasan sedang lembur dan banyak pekerjaan, lalu pintu ditutup.“Siapa tadi itu Pak, sudah aman belum?” tanyaku setelah keluar dari kolong meja.“Tenang cuma karyawan mengantar surat ini kok, yuk terusin lagi Dik.”Lalu dengan cueknya aku melepaskan baju dan rokku yang sudah terbuka hingga telanjang bulat di hadapannya. Aku berjalan ke arahnya yang sedang melongo menatapi ketelanjanganku, kulingkarkan lenganku di lehernya dan memeluknya. Dari tubuhnya tercium balm khas parfum om-om. Dia yang memangnya pendek terlihat lebih pendek lagi karena saat itu aku mengenakan sepatu yang solnya tinggi.Kudorong kepalanya di antara kedua gunungku, dia pasti keenakan kuperlakukan seperti itu. Tiba-tiba aku meringis dan mendesis karena aku merasakan gigitan pada puting kananku, dia dengan gemasnya menggigit dan mencupangi putingku itu, giginya digetarkan pada bulatan mungil itu dan meninggalkan jejak di sekitarnya. Tangannya mengelusi punggungku menurun hingga mencengkram pantatku yang bulat dan padat.“Hhmm.. Sempurna sekali tubuhmu ini Dik, pasti rajin dirawat ya,” pujinya sambil meremas pantatku.Aku hanya tersenyum kecil menanggapi pujiannya lalu kubenamkan kembali wajahnya ke payudaraku yang sebelah, diapun melanjutkan menyusu dari situ. Kali ini dia menjilati seluruh permukaannya hingga basah oleh liurnya lalu diemut dan dihisap kuat-kuat. Tangannya dibawah sana juga tidak bisa diam, yang kiri meremas-remas pantat dan pahaku, yang kanan menggerayangi vaginaku dan menusuk-nusukkan jarinya di sana. Sebagai respons aku hanya bisa mendesah dan memeluknya erat-erat, darah dalam tubuhku semakin bergolak sehingga walaupun ruangan ini ber-AC, keringatku tetap menetes-netes.

Mulutnya kini merambat naik menjilati leher jenjangku, dia juga mengulum leherku dan mencupanginya seperti Dracula memangsa korbannya. Cupangannya cukup keras sampai meninggalkan bercak merah selama beberapa hari. Akhirnya mulutnya bertemu dengan mulutku dimana lidah kami saling beradu dengan liar. Lucunya karena dia lebih pendek, aku harus sedikit menunduk untuk bercumbuan dengannya. Sambil berciuman tanganku meraba-raba selangkangannya yang sudah mengeras itu. Setelah tiga menitan karena merasa pegal lidah dan susah bernafas kami melepaskan diri dari ciuman.“Masukin aja sekarang yah Pak.. Saya udah nggak tahan nih,” pintaku sambil terus menurunkan resleting celananya.Namun belum sempat aku mengeluarkan penisnya, dia sudah terlebih dulu mengangkat tubuhku. Wow, pendek-pendek gini kuat juga ternyata, dia masih sanggup menggendongku dengan kedua tangan lalu diturunkan di atas meja kerjanya. Dia berdiri diantara kedua belah pahaku dan membuka celananya, tangannya memegang penis itu dan mengarahkannya ke vaginaku. Tangan kananku meraih benda itu dan membantu menancapkannya. Perlahan-lahan batang itu melesak masuk membelah bibir vaginaku hingga tertanam seluruhnya.“Ooohh..!” desahku dengan tubuh menegang dan mencengkram bahu Pak Qadar.“Sakit Dik?” tanyanya.Aku hanya menggeleng walaupun rasanya memang agak nyeri, tapi itu cuma sebentar karena selanjutnya yang terasa hanyalah nikmat, ya nikmat yang semakin memuncak. Aku tidak bisa tidak mendesah setiap kali dia menggenjotku, tapi aku juga harus menjaga aggregate suaraku agar tidak terdengar sampai luar, untuk itu kadang aku harus menggigit bibir atau jari. Dia semakin cepat memaju-mundurkan penisnya, hal ini menimbulkan sensasi nikmat yang terus menjalari tubuhku.Tubuhku terlonjak-lonjak dan tertekuk sehingga payudaraku semakin membusung ke arahnya. Kesempatan ini tidak disia-siakan dia yang langsung melumat yang kiri dengan mulutnya dan meremas-remas yang kanan serta memilin-milin putingnya. Tak absolutist kemudian aku merasa dunia makin berputar dan tubuhku menggelinjang dengan dahsyat, aku mendesah panjang dan melingkarkan kakiku lebih erat pada pinggangnya. Cairan bening mengucur deras dari vaginaku sehingga menimbulkan bunyi kecipak setiap kali dia menghujamkan penisnya. Beberapa detik kemudian tubuhku melemas kembali dan tergeletak di mejanya di antara tumpukan arsip-arsip dan alat tulis.

Aku hanya bisa mengambil nafas sebentar karena dia yang masih bertenaga melanjutkan ronde berikutnya. Tubuhku dibalikkan telungkup diatas meja dan kakiku ditarik hingga terjuntai menyentuh lantai, otomatis kini pantatku pun menungging ke arahnya. Sambil meremas pantatku dia mendorongkan penisnya itu ke vaginaku.“Uuhh.. Ngghh..!” desisku saat penis yang keras itu membelah bibir kemaluanku.Dalam posisi seperti ini sodokannya terasa semakin keras dan dalam, badanku pun ikut tergoncang hebat, payudaraku serasa tertekan dan bergesekan di meja kerjanya. Pak Qadar menggenjotku semakin cepat, dengusan nafasnya bercampur dengan desahanku memenuhi ruangan ini. Sebisa mungkin aku menjaga suaraku agar tidak terlalu keras, tapi tetap saja sesekali aku menjerit kalau sodokannya keras. Mulutku mengap-mengap dan mataku menatap dengan pandangan kosong pada foto dia dengan istrinya yang dipajang di sana.Beberapa menit kemudian dia menarik tubuh kami mundur beberapa langkah sehingga payudaraku yang tadinya menempel di meja kini menggantung bebas. Dengan begitu tangannya bisa menggerayangi payudaraku. Pak Qadar kemudian mengajak ganti posisi, digandengnya tanganku menuju sofa. Dia menjatuhkan pantatnya disana, namun dia mencegahku ketika aku mau duduk, disuruhnya aku berdiri di hadapannya, sehingga kemaluanku tepat di depan wajahnya.“Bentar yah Dik, Bapak bersihin dulu punyamu ini,” katanya seraya menempelkan mulutnya pada kerimbunan bulu-bulu kemaluanku.“Sluurp.. Sshhrrp” dijilatinya kemaluanku yang basah itu, cairan orgasmeku diseruputnya dengan bernafsu. Aku mendesis dan meremas rambutnya sebagai respons atas tindakannya. Vaginaku dihisapinya selama sepuluh menitan. Setelah puas aku disuruhnya naik kepangkuannya dengan posisi berhadapan. Kugenggam penisnya dan kuarahkan ke lubangku, setelah rasanya pas kutekan badanku ke bawah sehingga penis dia tertancap pada vaginaku. Sedikit demi sedikit aku merasakan ruang vaginaku terisi dan dengan beberapa hentakan masuklah batang itu seluruhnya ke dalamku.20 menit lamanya kami berpacu dalam gaya demikian berlomba-lomba mencapai puncak. Mulutnya tak henti-henti mencupangi payudaraku yang mencuat di depan wajahnya, sesekali mulutnya juga mampir di pundak dan leherku. Akupun akhirnya tidak tahan lagi dengan memuncaknya rasa nikmat di selangkanganku, gerak naik turunku semakin cepat sampai vaginaku kembali mengeluarkan cukup banyak cairan orgasme yang membasahi penisnya dan daerah selangkangan kami.Semakin absolutist goyanganku semakin lemah, sehingga tinggal dia saja yang masih menghentak-hentakkan tubuhku yang sudah lemas di pangkuannya. Belakangan dia melepaskanku juga dan menyuruh menyelesaikannya dengan mulut saja. Aku masih lemas dan duduk bersimpuh di lantai di antara kedua kakinya, kugerakkan tangan kananku meraih penisnya yang belum ejakulasi. Benda itu, juga bulu-bulunya basah sekali oleh cairanku yang masih hangat. Aku membuka mulut dan mengulumnya.

Seiring dengan tenagaku yang terkumpul kembali kocokanku pun lebih cepat. Hingga akhirnya batang itu semakin berdenyut diiringi suara erangan parau dari mulutnya. Sperma itu menyemprot langit-langit mulutku, disusul semprotan berikutnya yang semakin mengisi mulutku, rasanya hangat dan kental dengan aromanya yang accustomed denganku. Inilah saatnya menjajal teknik menyepongku, aku berkonsentrasi menelan dan mengisapnya berusaha agar cairan itu tidak terbuang setetespun.Setelah perjuangan yang cukup berat akhirnya sempotannya makin mengecil dan akhirnya berhenti sama sekali. Belum cukup puas, akupun menjilatinya sampai bersih mengkilat, perlahan-lahan benda itu melunak kembali. Pak Qadar bersandar pada daybed dengan nafas terengah-engah dan mengibas-ngibaskan leher kemejanya. Setelah merasa segar kami kembali memakai pakaian masing-masing. Dia memuji permainanku dan berjanji berusaha membantuku mencari pemecahan masalah ini. Disuruhnya aku besok datang lagi pada jam yang sama untuk mendengar keputusannya.Ternyata ketika besoknya aku datang lagi keputusannya masih belum kuterima, malahan aku kembali digarapnya. Rupanya dia masih belum puas dengan pelayananku. Dan besok lusanya yang kebetulan tanggal merah aku diajaknya ke sebuah auberge melati di daerah Tangerang. Disana aku digarapnya setengah hari dari pagi sampai sore, bahkan sempat aku dibuat pingsan sekali. Luar biasa memang daya tahannya untuk seusianya walaupun dibantu oleh suplemen pria. Namun perjuanganku tidaklah sia-sia, ketika sedang berendam bersama di bathtub dia memberitahukan bahwa aku sudah diperbolehkan ikut dalam ujian.“Kesananya berusaha sendiri yah Dik, jangan minta yang lebih lagi, Bapak sudah perjuangkan hal ini dalam rapat kemarin,” katanya sambil memencet putingku.“Tenang aja Pak, saya juga tahu diri kok, yang penting saya nggak mau perjuangan saya selama ini sia-sia,” jawabku dengan tersenyum kecil.
Bandar Judi Poker, Domino QQ Online Terpercaya, Bandar66


Share:

ML DENGAN PACAR TEMAN


Bandar Judi Poker, Domino QQ Online Terpercaya, Bandar66


“Ceki !” teriak Alex, semua mata memandang wajahnya, “Anjrit elo molo dah !” sambil aku gerutu melirik kartu remi didepanku yang masih tak beraturan, boro-boro ceki, satu aja belum ada yang nyusun. kupandang wajahnya, kulihat senyum menyeringai diwajahnya. Heran aku padanya, kulihat beberapa kali dia selalu memenangkan pertarungan remi ini. Kulihat dijepitan kaki jempol dan telunjuknya sudah terhimpit beberapa lembar ribuan dan ada berapa cebanan dan gocengan. Kayaknya tuh anak malam ini lagi hoky.Alex, anak bungsu dari 9 bersaudara, sebaya denganku, nama aslinya adalah Soleh, tau kenapa tiba-tiba bisa berubah jadi Alex, alesannya dulu cadel, gak bisa nyebut diri sendiri. jadi kami kebawa-bawa memanggilnya dengan sebutan Alex. Dengan usia semuda ini, rambut bagian atasnya udah botak, katanya dulu pernah sakit panas, absolutist gak baek-baek, bikin rambutnya rontok, padahal menurut pengakuannya, mungkin dia sering ngintipin kakak-kakaknya yang udah pada kawin, bikin dia amative sendiri, tapi gak ada penyaluran, bikin otak panas, bikin rambut rontok.Kakek Alex, Engkong Sule, adept perang kemerdekaan, gak mau dibilang tentara, katanya kalo tentara dulu beda sama sekarang, kalo dulu ngebunuh musuh, kalo sekarang ya gitu deh !. Nama aslinya adalah Sulaiman, dirumah Engkong Sule inilah biasanya kami nongkrong, setiap malam minggu, menghabiskan waktu dari jam 10 malam sampe subuh, rumah dengan halaman samping yang cukup luas, jauh dari lalu lalang orang lewat. Satu-satunya rumah bounce doeloe, di daerah kami. Daerah kami merupakan daerah dipinggiran jakarta, pemukiman padat, dengan banyak kapal sandar (rumah yang berhimpit2an, kami menyebutnya kapal sandar, seperti dipelabuhan sana) kadang jalan penghubung rumah-rumah tersebut hanya dibatasi oleh assemblage yang sangat kecil, boro-boro buat motor lewat, dilewatin oleh 2 orang aja, kalo gak beriringan, ya musti gantian.


Bandar Judi Poker, Domino QQ Online Terpercaya, Bandar66

Kutatap wajah disebelahnya, tepat berhadapan denganku, Bram, dengan wajah penuh keringat, yang sesekali disekanya, tampak agak kesal, sama sepertiku, kulihat beberapa lembar uang puluhan ribuannya sudah keluar dari kantong atasnya. “Bures neh gw kayakna, ni malem, setan dah”, keluar kata-kata dari mulutnya ketika matanya menatapku, mungkin merasa aku memperhatikannya, disangkanya aku kasihan padanya, padahal,wuah, gue aje apes, gak narik-narik dari tadi, senasib.
Bram, nama aslinya sih ibrahim, cuma biar keren katanya, maunya dipanggil bram, tapi kalo dirumah, keluarga memanggilnya Iim (membanggakan diri dengan mengatakan bahwa namanya adalah nama terpanjang didunia, karena dituliskannya 11M, sebelas meter!).
Pernah suatu kali teman2 sekolahnya datang hendak bertandang kerumahnya, mencari kesana-sini seseorang dengan nama Bram, tentu saja gak ada yang kenal, hampir putus asa mereka mencari, ingin kembali dan membatalkan kunjungan kenegaraan tersebut, kalo saja tiba-tiba si Iim tidak nongol dari warung makan, berdiri didepan pintu warung, sambil tolak pinggang cengengesan, dimulutnya sambil cungkal-cungkil gigi dengan tusuk gigi, (padahal batten yang dimakan cuman nasi munjung ama tempe satu, pake kuah ati, taro dipinggir, buat suapan terakhir, biar baunya bikin orang nyangka kalo dia baru makan enak !).Kulirik lagi orang disebelah kiriku, Dupri, dia adalah yang batten chief diantara kami, lebih tua 5-7 tahun dari kami semua, angkatannya sudah pada menikah, sepertinya cuma dia seorang aja yang belum menikah. Sementara yang lainnya mungkin saat ini sedang mengeloni istrinya masing-masing, dia merana sendirian. Mungkin karena bete karena gak ada temen tongkrongan, akhirnya dia memutuskan untuk alih generasi, maksudnya mengalihkan generasi tongkrongan dari yang sebayanya dengan generasi dibawahnya, ya kita-kita !.Kulihat dia tersenyum simpul, sepertinya dia mempunyai kartu yang lumayan bagus, berusaha untuk tersenyum manis, padahal boro-boro, giginya yang sepertinya balapan untuk berebut keluar, sulit untuk dimasukkan semua ke mulutnya, walhasil apabila dia berusaha untuk menyembunyikan giginya, otomatis mulutnya akan menggembul, layaknya orang yang sedang disumpal kain dimulutnya.
Pernah suatu hari, saat dia dibelikan motor oleh emaknya, itupun dengan setengah mengancam, kalo gak dibeliin motor, dia akan bunuh diri, buat ngojek katanya, padahal sapa yang peduli dia mo bunuh diri, hidup aja udah sukur, kalo dia mati juga sapa yang sedih, palingan juga cuma emaknya, itu juga karena gak ada yang nimba air, buat mandi. Akhirnya dengan setengah kepaksa, uang hasil penjualan nasi uduk ditambah dengan pinjam sana-pinjam sini, emaknya membelikan motor honda Astuti (Astrea tujuh tiga). Saat belajar motor pada iparnya, dia bertanya kenapa motornya gak mau jalan-jalan padahal udah digas, iparnya menyuruhnya memasukkan giginya, namun yang terjadi adalah dia berusaha untuk mingkem !.Kami biasanya setiap malam minggu bermain kartu ditempat ini, kadang bisa sampai 2 atau 3 lapak, tempat teraman didaerah ini, jarang ada yang dateng kesini kalo gak penting banget, udah jalannya sempit, becek, bau lagi. Hari ini kami hanya berempat, waktu memang baru jam 10 lewat dikit. Biasanya tak absolutist lagi akan nongol yang lainnya, kalo aku sih biasanya nongol ontem (on time maksudnyah), jam 9, lagian ngapain malam minggu dirumah, malu-maluin aja, ketauan gak punya pacar.

Kulihat sangat asyik sekali Tono, menaik turunkan pantatnya, agar penisnya menggesek keluar masuk vag|na ella, serius merasakan kenikmatan ini, tanpa menyadari bahwa ada 2 pasang mata mengintipnya. Duh kakiku serasa pegal, hanya dengan sendal jepit, bertumpu pada dinding bata merah yang tidak diplester menyangga berat badanku, membuatku terpeleset, menimbulkan bunyi !.Aku agak terperanjat, ketika kulihat Tono menghentikan goyangannya, rasa khawatir jika aktivitas kami diketahuinya, takut bila kami ketahuan sedang mengintipnya, bisa-bisa kami diuber-uber dengan golok melayang. Namun ternyata kekhawatiran kami tidak terbukti, sepertinya mereka tidak sadar dengan suara yang kami keluarkan, kulihat beliau menyuruh Ella membalikkan tubuhnya, menungging. Dan tak absolutist kemudian tono memasukkan penisnya dari belakang pantat Ella yang bahenol itu.Entah berapa absolutist kami menyaksikan ini, menit demi menit telah berlalu ketika kulihat Tono, mulai mengerang, memuncratkan cairan kental dari penisnya kedalam rongga vag|na Ella. Sementara kulihat Ella menjerit tertahan, menggigit bibir bawahnya, berusaha tak mengeluarkan jeritan kencang, menengadahkan kepala, mencapai titik kepuasan yang bersamaan dengan sang suami.Terasa pegal kakiku menahan beban tubuhku, aku meloncat turun, bersaman dengan bram yang juga meloncat, melangkahkan kaki dengan berjinjit berusaha untuk tak bersuara. “Gile Lu Im, tau aje, sering loe ye ?” kataku kepadanya setelah kurasan kami sudah agak jauh dari tempat itu. “Hehehe… gue… “ katanya membanggakan diri, sambil menepuk dadanya, “Sialan lu ah, bikin gue ngaceng aja” kataku kepadanya.Ia tersenyum kepadaku, kemudian merangkul pundakku sambil mengajakku terus melangkah mengikutinya, “Pen, loe mau ngilangin ngacenglu kagak ?” katanya kepadaku, aku melihat kearahnya, memandang mukanya, memastikan keseriusannya, “Anjrit, loe mo ngajakin gw coli bareng ?, najis dah, ntar loe nyuruh gw nyepong elo lagi, gantian “ kataku sambil meludah, cuih. Ngebayanginnya aja gw udah mual.“Jah, loe kira gue gila apa ?, Tenang, loe ikutin gw aja, tau beres,,,,” katanya seraya menarik tanganku, menuju belokan assemblage di depan. Aku mengikuti arah yang ditunjuknya, sepi sekali malam ini, hujan tadi abscessed yang mengguyur serasa membuat orang malas untuk keluar. Kami terus berjalan kedepan, ke arah rumah petakan kecil-kecil, rumah kontrakan milik Sanip.Rumah kontrakan itu berjejer, mungkin ada sepuluh rumah, kecil-kecil, memanjang, masing-masing rumah hanya terdapat satu ruang tamu, satu kamar tidur, dan dapur kecil, 5 rumah dikiri dan 5 rumah dikanan menghadap berlawanan arah, ditengahnya terdapat kamar mandi berjejer, dengan sumur, jadi bila kami berjalan digang itu, itu merupakan bagian belakang dari sepuluh rumah tersebut.Bang Somad merupakan salah satu penghuni rumah ini, Bram menuju salah satu rumah tersebut, kurasa itu adalah rumah dari blast Somad. Heran aku, bukankah pintu rumah blast somad dipegangnya, berarti Mpok yoyoh berada diluar, kenapa harus lewat jalan belakang ?.Aku mengikutinya menunggu apa yang akan dilakukannya.

Dalam kegelapan kuikuti bram menghampiri sebuah pintu, pintu kusam, tanpa cat, dengan kayu yang rapuh, mengetuknya perlahan, seakan memberi kode bagi penghuni didalamnya. Tak absolutist kemudian tampak seseorang membuka pintu tersebut, seorang wanita.Aku mengenalnya, namanya Lina, usianya diatas kami sekitar 5 tahunan mungkin, seorang janda, hidup sendirian, kerja disebuah tempat billyard, sebagai waitress. Wajahnya sebetulnya manis, dengan kulit kecoklat-coklatan, gak beninglah. Keluar memakai celana jeans dan hanya dengan mengenakan BH saja, cuek.“Eh, Im… Ade ape ?” katanya melihat Bram nampak berdiri didepan pintunya. Kemudian wajahnya memandang mukaku bergantian dengan wajah keheranan berusaha tersenyum. “Udah Pulang Pok Lina ?, ini nyariin Pok Yoyoh, disuruh blast Somad nganterin Konci, Mpok Yoyoh ada disini kagak ?” katanya sambil memperlihatkan kunci pintu yang ditangannya.“Oooh kirain apaan, tuh ada didalem, nungguin blast Somad kelamaan kali jadi numpang nunggu disini” katanya, “masuk gih” sahutnya lanjut sambil membuka pintu lebar-lebar. “Tumben loe Pen, ngikut-ngikut kemari, abis pada ngapain loe ? “ tambahnya lagi, memandang wajahku seakan meminta jawabanku. “Ini pok, tadi lagi maen ditempat kong Sule, diajak kemari ma si Iim, suruh nemenin” kataku sambil berusaha tersenyum.Aku mengikuti Bram, masuk kedalam, tuh anak kayaknya udah biasa banget maen selonong-selonong aja dirumah orang, udah kaya rumah sendiri. Melewati dapur, diruang tengah kulihat Mpok Yoyoh sedang duduk disisi tempat tidur, dengan baju hitam, mungkin baju dalemannya, bercelana jeans, duduk seakan baru bangkit dari tiduran, menyambut kedatangan kami.Kulihat Bram tanpa sungkan, duduk disisinya, tersenyum, sambil mengatakan bahwa ia disuruh blast somad mengantarkan kunci pintu rumahnya, dan kemudian menyerahkan kunci yang ditangannya. Aku berdiri didepan mereka menatapnya, berganti-ganti, heran, tuh orang akrab banget berdua, layaknya saudara, kakak beradik. “Pen duduk Pen, pada mo ngopi kagak ?” tiba-tiba berkata Mpok Lina pada kami, aku memalingkan wajah hendak menjawabnya, namun tiba-tiba Bram menyahutunya “Boleh dah mpok, tapi jangan manis-manis “ katanya sambil nyengir, “Gue kagak nawarin elu, bosen, gw cuman nawarin si Pendi nih, loe mah kagak ditawarin juga biasanya bikin sendiri “ Mpok Lina melengos sambil memonyongkan mulutnya. Bram tertawa ngakak sambil berkata, “duilah mpok, jangan pake monyong gitu knapa ? ntar cakepnya ilang” katanya lagi.

“Auk ah, sok ngerayu lagi loe, sono kalo mo kopi, bikin sendiri, sekalian noh buat si pendi bikinin”, katanya lagi sambil menunjuk ke arah dapur. “Gw mo ganti baju ah, gerah” katanya, seakan ingin memberitahukan kepada kami apa yang akan dilakukannya. Kemudian ia mengambil baju didalam lemari pakaian disitu, membawanya keruang depan, ruang sebelah yang hanya dibatasi sekat dinding, mungkin disana adalah tempat yang tidak ada orang, dimana kami semua berkumpul disini.“Ya udah, sini aja gw yang bikin kopi” tiba-tiba berkata mpok Yoyoh, bangkit berdiri melangkah menuju dapur, meninggalkan kami berdua. Aku memandang Bram, seolah menanyakan kepadanya, ngapain lama-lama disini ? pake minta dibikinin kopi segala ?. Namun Bram menyuruhku untuk diam, menaruh telunjuknya dibibirnya. Kemudian ia bangkit dari duduknya, menuju ruang sebelah depan dimana mpok Lina ganti baju.Seperti orang yang mengendap-ngendap, kuperhatikan bram melangkah, terheran aku, dengan apa yang akan dilakukannya. Ia membuka tirai pembatas antar ruang tidur dan ruang depan rumah ini, tirai yang dimaksudkan oleh yang empunya rumah untuk membatasi pandangan dari luar agar tak dapat langsung melihat kedalam. Aku melongok, mengintip dari pinggir tirai, untuk melihat apa yang akan dilakukan oleh Bram.Kulihat disana, tampak Mpok Lina sedang menurunkan celana jeansnya, BH hitam tadi yang dikenakannya telah dibuka, badannya yang agak gendut, montok, dengan payudara yang cukup besar, menggemaskan, dengan putting hitam, kini tampak jelas kulihat, bikin mataku melotot,menyaksikannya. “Ngapain luh ? gw lagi ganti baju nih, jangan kemari-mari” kata mpok Lina begitu melihat Bram melangkah menuju ke arahnya, namun sepertinya tidak ada keberatan dari suaranya, ia hanya menutupi kedua payudaranya dengan kedua belah tangannya. Namun bram sepertinya pantang mundur, ia melangkah terus mendekati mpok Lina.Kemudian tiba-tiba ia merangkul mpok Lina, sambil cengengesan, menyeringai, “Mpok, montok amat sih, jadi gemes nih, pegang bell dikit, cobain” katanya sambil tangannya berusaha memegang payudara yang besar dan montok itu, mpok Lina ngeles sambil memundurkan langkah, seraya berkata, “Enak aje lu, maen coba-coba aje, lu kira ini makanan”, dan berusaha menutupi tubuhnya dengan baju yang akan dikenakannya, kemudian berbalik membelakangi tubuh Bram, “Hehehe.. Mpok cakep, sayang tuh, didiemin aje, tuh pantat makin bahenol aje, udah absolutist gak ada yang naekin” lanjut bram sambil berusaha memegang pantat mpok Lina, dan kemudian memeluknya dari belakang.

“Rese Lu Im, ntar gw bilangin emakkloe nih, badung loe ye sekarang“ kata mpok Lina kepada bram, namun Bram seakan tak peduli, sambil terus berusaha memeluk dan mencium leher mpok Lina. “duh mpok dikiitt aje, megang doang, biasanya juga boleh, ntar besok gw beliin mie ayam lagi dah..” kata Bram seolah kehilangan akal dan berusaha melanjutkannya. “ah lu, rese lu ah, gak enak nih ada mpok Yoyoh ama si Pendi, ntar pada ngeliatin lagih” kata Mpok Lina, sepertinya beliau sudah terbiasa dengan perlakuan Bram, tidak ada reaksi perlawanan atau teriakan yang menyuruh bram menghentikan aksinya.“Tenang Mpok, mereka lagi pada dibelakang noh, lagi bikin kopi, lagian bentaran doang” tak menyerah Bram, dan seakan memberitahukan kepada mpok Lina, bahwa keadaan aman dan terkendali. Mpok Lina sepertinya pasrah, menyerah,kulihat ia membiarkan bram yang memeluknya dari belakang, merabai payudaranya, meremas-remasnya sambil menciumi lehernya.Dari cerita yang aku dengar, Mpok Lina pernah menikah dengan seorang pria tua yang telah beristri atas desakan orang tuanya, mulanya Mpok Lina enggan menerima lamaran pria tua tersebut, namun dengan pertimbangan ekonomi, akhirnya dia menerimanya. Namun beberapa bulan menikah, ia disambangi istri tua dari laki-laki tersebut, disemprot habis-habisan di depan warga, mungkin karena malu ia memutuskan untuk bercerai dari laki-laki tersebut.Mungkin sejak beberapa tahun yang lalu, sejak cerai dari sang suami, beliau tak pernah merasakan kehangatan dekapan laki-laki. Biar bagaimanapun dia adalah seorang wanita yang butuh hasrat seksualnya terpenuhi. Kini dengan usianya yang sedang menggebu-gebunya untuk urusan tersebut, mpok Lina sepertinya siap menyambut lelaki yang datang kepadanya.Kulihat bram sepertinya sudah biasa, nampaknya Mpok Lina sudah merupakan langganannya dalam melepaskan birahinya, karena seperinya ia sudah paham betul dengan keinginan Mpok Lina, mengetahui seluk beluk tubuhnya, memahami bagian-bagian sensitif dari tubuh Mpok Lina.aku seperti orang bego saja melihat aksi mereka berdua, mengintip dari celah tirai, dengan lutut gemetaran, tanpa kusadari ternyata disebelahku telah berdiri Mpok yoyoh, istri Blast Somad, memegang gelas kopi ditangannya, ikut mengintip apa yang dilakukan oleh Bram dan Lina. “Busyet dah tuh anak, bedua, udah kaya orang kesurupan aje” berkata lirih Mpok Lina kepadaku, “Biasa dah si Iim mah, kalo dah ketemu lina, bawaanye pengen negrep si Lina mulu, lagian si Lina juga kegatelan sih, mentang-mentang ditinggal lakinye, ma siape aje mau” kata Mpok yoyoh lagi, seakan sudah biasa menyaksikan dan melihat aksi mereka berdua.“Lu intipin aje terus Pen, jangan-jangan ntar malah loe kepengenan juga” katanya kepadaku, aku tersenyum nyengir mendengar komentarnya, ya jelas aja, sapa yang nahan ngeliat beginian, bikin konak, ya kalo gak konak mah gak normal.
Namun kupikir Mpok yoyoh akan meninggalkanku, setelah menaruh kopinya dilantai, namun ternyata ia malah berdiri merapat denganku, menundukkan badan, dan ikut mengintip lagi.Berdebar aku menyaksikan adegan lanjutan di dalam, kulihat bram makin melancarkan aksinya
Kulihat ia menciumi dengan rakus tete mpok Lina, memainkan lidahnya, menghisapnya, memilin-milinnya sambil terus meremas-remasnya. Kulihat sepertinya mpok Lina sudah terbawa arus, matanya nampak sayu, terhanyut oleh api birahi.Kini kulihat mpok Lina duduk di sofa, lebih tepatnya bangku panjang kayu yang lumayan empuk, maklumlah beda dengan daybed dirumah orang-orang kaya yang harganya juta-jutaan, ini dengan beberapa ratus ribu rupiah saja sudah bagus punya satu set bangku untuk ruang tamu. Memandang ke arah bram, membuka celana dalamnya, dan kulihat bram bereaksi cepat, ikut membuka baju dan celana panjangnya, membuka juga celana dalamnya. Kini keduanya telah bugil. Bram melirik ke arah tirai, seakan mengetahui bahwa ada yang mengintipnya, namun ia membiarkannya, menghadap kembali ke arah mpok Lina duduk dan menindih tubuh mpok lina yang nampaknya sudah siap menerima terkamannya.
Deg-degan aku melihatnya, penisku makin menegang keras, menyaksikan moment-moment ini tanpa berkedip. Kulirik mpok yoyoh disebelahku, seperinya sama denganku, mengintip serius dengan apa yang dilakukan mereka berdua, saat kulirik mpok yoyoh, kulihat dari balik bajunya yang berbelahan rendah, telah turun memperlihatkan gundulan bukitnya yang besar itu. Mpok yoyoh nyengir sambil mengeplak kepalaku, “Liat aje yang disana, jangan yang inih, ntar loe kepengen megang lagi” katanya sambil berbisik padaku. Saat mengeplak itulah payudaranya tak sengaja menyentuh bahuku, aku meringis dan jadi membayangkan seandainya aku meremas-remas payudara mpok yoyoh.“Ah mpok, jadi bikin gw ngiler aje, ngaceng nih gw ngeliatin si Iim, jadi kepengenan juga, lagian mpok kayaknye kepengen juga, tuh teteknya kayaknya udah kenceng” kataku menggodanya. Mpok yoyoh menyeringai, sambil memegang payudaranya, seolah membetulkan letak Bra-nya. “Mau saya panggilin blast Somad Mpok ?, biar suruh ngelonin empok, kalo mao saya panggilin nih” kataku sambil mengedip-ngedipkan mata kepadanya, entah darimana datangnya, timbul keberanianku untuk menggodanya.“Yee elu tuh ye, pake nyebut-nyebut nama laki gw segala, udah ah, diem “ katanya lagi, aku hanya nyengir memandangnya. Kulirik lagi kearah payudaranya yang keliahatan semakin menonjol saja, ada perasaan ingin memegangnya namun tak ada keberanian dihatiku, ngeri bila membayangkan aku dihajar habis-habisan oleh blast Somad. Kembali aku serius melihat ke arah pertunjukan itu terjadi.Tanpa kusadari tiba-tiba dedeku serasa ada yang mencengkeram, ada yang menggenggamnya dari luar celanaku, Kaget aku. Kulihat mpok yoyoh tertawa terkekeh-kekeh melihatku kaget, “Gede juga punya loe Pen, ngaceng loe ye ?” aku hanya nyengir dan menunduk malu. “Loe kepengenan ?, sini gw bantuin” kata Mpok yoyoh selanjutnya mengagetkanku. dan yang membuat aku lebih kaget adalah tiba tiba ia menarik badanku, namun aku menahannya, menolaknya. Ia membiarkanku, meninggalkanku, berjalan menuju tempat tidur, duduk diatasnya, merebahkan badannya.
                                   
Kuperhatikan, Mpok yoyoh menarik tali baju yang berada dipundaknya, menurunkannya melalu lubang tangannya, hingga memperlihatkan BH warna putihnya, tampak buah dadanya yang putih, besar, terlihat menyembul keluar. Tak absolutist kemudian ia membuka ritsleting celananya, menarik keluar celananya, memerosotkannya, hingga ujung kakinya, aku memandangnya terkaget-kaget, apa yang hendak dilakukan oleh Mpok yoyoh ?, duh celaka aku kalo sampe ngapa-ngapain dengan dia, bisa abis aku disiksa blast Somad.Aku berusaha memalingkan wajahku dari Mpok Yoyoh, kulihat kearah Bram dan Lina lagi didepan, kaget aku bukan kepalang, kulihat saat ini bram tengah memasukkan penisnya kedalam vag|na Lina, Lina tampaknya membiarkan hal itu terjadi, ia malah membuka selangkangannya lebar-lebar, mangangkat salah satu pahanya, mempersilahkan pen|s Bram menembusnya.Sambil menahan napas aku melihat saat-saat penuh sensasi itu, tak terasa aku memegang penisku, seakan ingin ikut merasakan apa yang dirasakan oleh Bram. Kemudian kulihat bram tampak mendorong pantatnya maju mundur, seolah menggerakkan penisnya keluar masuk dari vag|na Mpok Lina.Aku melirik kearah Mpok yoyoh, terkesima aku, kulihat dia saat ini sedang memegang celana dalamnya, mengelus-elus daging didalamnya, menatapku, seolah-olah menyuruh aku untuk mengelusnya, menggantikan tangannya. “Pen, sini buruan, loe pengen kagak nih ?” katanya kepadaku, gemetaran aku melihatnya, antara ingin dan takut, aku menghampirinya.Ia bangkit berdiri, meraih tanganku, “Tenang aja lu, asal loe kagak bilang-bilang ama sapa-sapa, gak bakal dah kenapa-kenapa” katanya seolah mengerti akan keraguanku dan berusaha menenangkanku, kemudian ia dengan cepat membuka pengait BH-nya, melepaskannya, melemparkannya kebawah, sehingga kini 2 payudara yang besar itu menggandul dengan indah dihadapanku. Aku terkesima dengan apa yang kini tersuguh di hadapanku, tak tahu aku apa yang harus kulakukan.Mpok yoyoh sepertinya mengerti akan kebingunganku, diraihnya tanganku kemudian diarahkannya ke payudaranya, “Pegang nih, elo usel-usel terus remes-remes” katanya sambil menuntun mengajariku, aku mengiyakannya dan menuruti apa katanya, merabanya, benda lunak kenyal itu, mengelus-elusnya, meremas-remasnya, perlahan kemudian aku menekannya meremas-remasnya dengan kencang, kulihat mpok yoyoh mengerenyitkan dahi, menyuruhku menciuminya. Aku menurutinya kucium payudara putih, besar itu. Untuk beberapa lama.

Nampaknya ia tidak sabar, bangun, menarik ritsletingku, memerosotkan celanaku sampai kelutut, dengan celana dalamnya, mengeluarkan penisku hingga mencelat keluar. Mulanya aku menolak namun ia menyuruhku diam, aku bagaikan anak kecil yang sedang didandani oleh ibunya, seperti anak kecil yang akan diganti bajunya, menghadap kearahnya, menurut saja ketika ia menurunkan celanaku, memegang penisku, dan mengocoknya perlahan.Aku merasa keenakan, diam sambil mendesah pelan, baru kali ini penisku dipegang oleh seorang wanita, biasanya kulakukan dengan mengocoknya sendiri dengan tanganku. Kini dilakukan oleh orang lain, nikmat rasanya menikmati sensasi ini.Sambil memegang payudaranya, aku menikmati kocokan-kocokan yang dilakukan Mpok Yoyoh terhadapku, aku menengadahkan kepalaku merasakan kenikmatan yang sangat luar biasa. Kemudian aku seperti merasakan kehangatan dalam penisku, kuturunkan kepalaku sejenak, terkaget aku ketika kulihat kebawah, nampak Mpok Yoyoh sedang memasukkan penisku kedalam mulutnya, mengulumnya.Duh nikmat sekali rasanya, “mpok … enak banget mpok… terus mpok” kataku kepadanya dan menggoyang-goyangkan pantatnya membayangkan bahwa aku seperti bram yang sedang memaju-mundurkan penisnya kedalam vag|na Lina.Entah berapa absolutist telah berlalu, mungkin karena ini adalah kali pertama kurasakan dan atau karena penisku sudah tegang sejak dari pertama tadi ketika melihat pertunjukkan Tono dan Ella, cepat sekali kurasakan ada desakan yang ingin keluar dari lubang penisku. kutarik cepat dan kusemburkan sperma kedalam muka dan dada Mpok yoyoh.“Pen, cepet amat loe keluarnya, kaya Blast Somad aja lu “ katanya sambil cengengesan, “gak pernah ma cewek loe ye ?” katanya lagi. “Iye kali mpok, abis enak banget, mpok sih, lagian bikin saya gak tahan aja” kataku sambil tersipu malu.Mpok yoyoh segera membereskan bajunya, mengenakannya celana jeansnya kembali, merapihkannya, sama seperti sebelumnya. Aku juga segera merapihkan bajuku.Tiba-tiba kudengar dari dinding sebelah, seperti ada lenguhan dan desahan yang tertahan, aku dan mpok Yoyoh segera bangkit menuju arah suara itu, ruangan depan. Kuintip kedalam, kulihat didalam, tampak bram sedang memajumundurkan pantatnya dengan cepat, semakin cepat, membuat Mpok Lina tampak kenikmatan, mendesah-desah, mengeluarkan erangan dan desisan yang tak jelas.Tak absolutist kemudian, beberapa menit selanjutnya kulihat Bram menarik penisnya dari lubang vag|na Mpok Lina kemudian memegang pen|s tersebut dan mengocok-ngocoknya dengan tanganya, dan mengeluarkan spermanya, menumpahkannya diatas vag|na dan perut Mpok Lina.Aku melirik Mpok Yoyoh, ia tersenyum kepadaku, nyengir, ia kemudian menarikku, mengambil kopi yang tergeletak di lantai, kemudian menyuruh kami keluar, ke arah belakang, tempat dimana tadi kami masuk. Kami berdua duduk diberanda belakang, berbicara, mengobrol sambil menunggu mereka berdua keluar.

Tak absolutist kemudian, dari pintu kulihat Bram melangkah keluar, nyengir, “Hei, ngapain lu pada beduaan aje disini, kaya orang pacaran aje, diem-dieman” katanya kepada kami berdua, aku hanya memandangnya, tersenyum, “iseng aje ngobrol ma mpok yoyoh, nungguin Blast Somad, kali aja die balik” kataku menjawab sekenanya. Bram mengajak aku untuk meninggalkan tempat tersebut, mengambil kopiku yang tergeletak disebelahku, menghirupnya dengan napsu, kemudian berbalik memandang lina yang kini telah berdiri dipintu, keringatan, masih ngos-ngosan nampaknya, “Mpok balik dulu ye, makasih kopinye, kesian yang laen pada nungguin, apa sekalian manggilin blast Somad ye Mpok ? nyuruh kemari, bilang mpok minta dikekepin” katanya lagi.“Rese lu Im, awas lu ye” kata mpok Yoyoh menyahuti komentar si Iim, sambil terbahak kami melangkah meninggalkan tempat itu.“Pen, lu kenape tadi diem aje, bukannye nyusulin gw, kan lumayan lu bisa megang-megang si Lina” keluar kata-kata itu dari mulut Bram, aku menjawabnya, “Ogah ah, gak enak gw, masa Si Lina mo aeroplane beduain, ntar kalo jie ngomel-ngomel gimana ?, bisa rame warga” aku menjawabnya. “Yah eloe mah payah, daripada loe ngobrol ma si Yoyoh nemenin die, kagak dapet apa-apaan ” katanya lagi sambil mencibirku.Aku hanya tersenyum memandangnya, untunglah dia tidak tahu apa yang kulakukan tadi dengan Mpok yoyoh, seandainya dia tahu, trus kemudian disuatu hari nanti aku ribut-ribut atau ada selek dengannya, bukan mustahil berita ini akan tersebar keluar dan diketahui oleh Blast Somad, bisa-bisa leherku digorok oleh Blast Somad.Kami tiba ditempat rumah kong Sule dengan cepat, disana kulihat formasi masih tetap, Alex, Dupri, Blast Somad dan Si Buluk, nampak serius menghadapi kartu didepannya. Buluk yang pertama kali melihat kedatangan kami, “Eh muke gile lu pegi absolutist amat, katanye sebentaran, nih blast somad udah mo ngider lagi, ntar dicariin Pak RW baru nyaho die” aku hanya nyengir saja melihat mereka, kemudian Alex mengomentari lagi, “Iye lo, blast somad modal yang loe kasih tadi udah bures, malah die minjem duit gw nech, 3 rebu” katanya sambil nyengir.“Sorri pren, sorri, gw tadi niatan mo ngambil makanan di rumah emakgw, cuman si pendi nih pake numpang berak, aigrette absolutist amat gue nungguinnye” katanya seolah-olah menyesali apa yang telah terjadi……
Share: